Puluhan PSK Tulungagung "Terlantar"
Minggu, 10 Maret 2013 17:54 WIB
Tulungagung - Puluhan pekerja seks komersil (PSK) yang dulu menghuni dua eks-lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur saat ini terlantar karena tidak mendapat pendampUngan ataupun pembinaan dari pemerintah daerah setempat.
Koresponden Antara di Tulungagung, Minggu melaporkan, sinyalemen itu mengemuka setelah pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) maupun Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP3KB), sama-sama menolak bertanggung jawab terhadap re-sosialisasi puluhan PSK Ngujang dan Kaliwungu.
"Penanganan PSK sudah tidak menjadi kewenangan Disosnakertrans," jawab Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Tulungagung, Zainal Mukhodim.
Ia berdalih, pengawasan dan pembinaan para PSK penghuni eks-Lokalisasi Ngujang maupun Kaliwungu bukan tanggung jawab mereka, melainkan masuk program pengentasan di bawah komando Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP3KB).
Menurutnya, di Tulungagung sudah tidak ada lagi lokalisasi sehingga program pembinaan maupun pemberdayaan mantan penghuni dua sentra pelacuran terbesar di daerahnya itu tidak lagi dijalankan.
Namun saat isu yang sama dikonfirmasikan ke pihak BP3KB, mereka juga menolak dibebani tanggung jawab pengentasan puluhan PSK dari eks-Lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu.
"Program resoilalisasi (mengembalikan fungsi sosial mereka) PSK sejauh ini sudah dijalankan, tapi jika orangnya sudah tidak ada tentu kami juga tidak bisa melakukan apa-apa, dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya BP3KB," kata Ketua Tim Resolialisasi PSK BP3KB Tulungagung, Winarno,
Disebutkan, dari dua eks-lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu tercatat ada sekitar 40 PSK yang berdomisili asli di Tulungagung.
Dari jumlah itu, 27 orang diantaranya telah memiliki kegiatan alihprofesi, sementara 13 sisanya tidak terdeteksi atau tidak diketahui keberadaan dan aktivitasnya.
"Ada kemungkinan mereka masih menjalani profesi lama (sebagai PSK)," ujar Winarno.
Pantauan di sekitar bekas bangunan lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu, aktivitas bisnis prostitusi sampai saat ini masih terlihat.
Meski tidak lagi dilakukan secara terang-terangan di rumah-rumah bordil sebagaimana saat dua eks-lokalisasi ini masih eksis, praktik pelacuran masih mudah ditemukan dengan cara terselubung.
"Iya masih ada memang, beberapa waktu lalu juga ada yang ditangkap satpol PP karena prostitusi liar," ujar Herlambang, warga sekitar eks-Lokalisasi Ngujang, Kecamatan Ngantru. (*)