Ratusan Remaja Menari Massal Tolak Kekerasan Perempuan
Kamis, 14 Februari 2013 12:11 WIB
Surabaya - Ratusan remaja yang tergabung dalam komunitas "One Billion Rising (OBR)" atau "Satu Miliar Bangkit", menari massal sebagai aksi keprihatinan dan kampanye penolakan kekerasan terhadap perempuan di Taman Bungkul Surabaya, Kamis pagi.
"Ini merupakan kampanye internasional oleh perempuan dan bagi perempuan yang menyuarakan harapan satu miliar perempuan yang harus mengalami kekerasan atau pemerkosaan dalam hidupnya," ujar Ketua OBR Surabaya, Meilinda, kepada wartawan.
Ia mengatakan, meski fokusnya pada perempuan namun aksi ini juga diikuti puluhan laki-laki. Pihaknya berharap gerakan ini mengajak "kaum Adam" untuk peduli dan berperan serta mencintai perempuan.
Menari massal ini tidak hanya dilakukan di Surabaya saja. Menurut Meilinda, aksi ini dilakukan serentak di 201 negara yang sudah menyatakan tergabung dalam kampanye. Tarian ini sebagai bentuk menyuarakan ketidaksetujuan terhadap kekerasan tersebut.
"Tujuannya juga untuk mengingatkan pentingnya mencintai tubuh dan menghargai diri sendiri, menyuarakan harapan bagi perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan, menguatkan sesama perempuan untuk tidak takut dan mampu menghargai dirinya," kata dia.
Selain itu, lanjut Meilinda, aksi ini juga sebagai wujud merayakan kecantikan dan keindahan perempuan serta menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat tanpa bersifat menggurui.
Sementara itu, berdasarkan data yang dimilikinya, kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Timur pada 2011, total mencapai 24.555 korban. Posisi tersebut menjadi yang kedua tertinggi di Indonesia setelah Jawa Tengah dengan 25.628 korban.
Data tersebut, kata dia, merupakan catatan Komnas Perempuan. Berada di urutan ketiga yakni Jawa Barat dengan 17.720 korban, dan DKI Jakarta mencapai angka 11.289 korban.
Tidak hanya itu saja, kasus kekerasan terbanyak terjadi dalam rumah tangga, yakni mencapai 113. 878 kasus, yang 110. 468 kasus diantaranya kekerasan terhadap istri. Sedangkan kekerasan lainnya terjadi dalam hubungan pacaran dengan 1.405 kasus.
Selain kekerasan dalam rumah tangga, Meilinda juga menyampaikan bahwa Komnas Perempuan juga mencatat kekerasan dialami wanita bermacam-macam, diantaranya kekerasan kejiwaan, yang mencapai 103. 691 kasus, kekerasan ekonomi sebanyak 3.222 kasus, kekerasan fisik sebanyak 2.790 kasus, serta kekerasan seksual sebanyak 1.398 kasus.
"Komnas juga mencatat ada 289 kasus 'trafficking' perempuan, 105 kekerasan oleh pekerja migran, dan 43 kasus kekerasan di tempat kerja. Semoga data yang akan dimunculkan untuk 2012 pada tahun ini semakin menurun," katanya.
Sebagai bentuk keprihatinan, pihaknya mengajak masyarakat untuk tidak lagi bersikap keras terhadap perempuan. Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain pemutaran film pendek dan diskusi bertema "Perempuan dan Cinta Diri".
"Kali ini bertepatan dengan 'Valentine Day', kami menari massal diiring lagu 'Break the Chain' dengan koreografi karya Debbie Allen. Ada juga beberapa remaja asing dari beberapa negara yang ikut mengampanyekan penolakan kekerasan terhadap perempuan," katanya.(*)