Surabaya - PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur berkomitmen menghidupkan kembali kesenian asli Jatim yakni ludruk dengan menyalurkan dana senilai Rp200 juta secara bertahap melalui program "Corporate Social Responsibility/CSR". "Penyaluran bantuan ini karena keberadaan ludruk di Jatim dalam kondisi mati suri," kata Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jatim, Noerdajanto, di Surabaya, Rabu. Ia optimistis dengan upaya yang dilakukannya melalui program tanggung jawab sosial maka pada masa mendatang ada perusahaan lain maupun Badan Usaha Milik Negara/BUMN yang siap melakukan hal serupa. "Kepedulian terhadap perkembangan kesenian tradisional tidak hanya kami yang bisa merealisasinya. Tapi, masyarakat di luar sana juga lebih bisa dari kami," katanya. Dengan langkah itu, dia berharap, kesenian tradisional khas Indonesia seperti ludruk dan reog tidak akan diklaim sebagai seni budaya negara lain. "Kalau ludruk yang kami pilih untuk memperoleh bantuan dana 'CSR' yaitu Ludruk Karya Budaya Mojokerto. Semoga mereka dapat memberi inspirasi bagi ludruk yang lain," katanya. Ia menambahkan, PLN juga memberikan bantuan pendampingan dalam hal manajemen agar kelompok ludruk tersebut bisa berkembang lebih baik. Untuk tahap awal dari dana CSR sebesar Rp200 juta maka diberikan bantuan Rp30 juta dan diserahkan pada bulan Desember 2012. "Bantuan sosial yang kami salurkan terhadap seni budaya tradisional ludruk merupakan realisasi kedua," katanya. Pada tahun 2012, sebut dia, dana "CSR" sebesar Rp150 juta juga dikucurkan secara bertahap untuk pembinaan terhadap kesenian Reog Ponorogo Singo Mangkujoyo Jalan Gubeng Kertajaya V. "Sekarang Reog Ponorogo Singo Mangkujoyo sudah 'hidup lagi' dan bisa mandiri serta tampil di banyak acara. Kami ingin hal itu juga terjadi pada kesenian ludruk dengan kondisinya saat ini," katanya. Pada kesempatan sama, Pimpinan Ludruk Karya Budaya Mojokerto, Eko Edy Susanto, mengemukakan, sangat bangga dengan bantuan dari PLN tersebut. Apalagi dana yang sudah diterimanya siap digunakan untuk perbaikan "lighting", pembelian genset, "dimmer" (tata lampu), kaos pengrawit, dan honor personil pelawak. "Kami sangat bersyukur karena bantuan dari PLN memang di luar dugaan. Bahkan, mimpi yang sebenarnya dan akan memacu kami insan seniman ludruk untuk bangkit dan berusaha untuk hidup lagi," katanya. Ia meyakini, dengan semakin banyaknya kegiatan "CSR" yang dilakukan masyarakat terutama untuk kesenian tradisional maka ludruk akan tumbuh menjadi lebih besar. Selain itu, ludruk bisa menjadi seni budaya tradisional yang selalu bertahan baik di dalam negeri maupun di masyarakat internasional.(*)
PLN Komitmen Hidupkan Kembali Ludruk di Jatim
Rabu, 30 Januari 2013 20:38 WIB