Surabaya - Buah-buahan impor mendominasi penumpukan peti kemas di PT Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) karena kegiatan bongkar muat di kawasan tersebut terhambat belum selesainya pengurusan dokumen sejumlah importir. Manajer Operasional TPS, Rumaji, mengatakan, mayoritas peti kemas buah-buahan yang menumpuk di lapangan penumpukan impor meliputi buah anggur, jeruk, kelengkeng, pir, dan apel. "Jika dihitung maka lebih dari 90 persennya adalah buah asal China," ucapnya di Surabaya, Sabtu. Ia berharap, dalam waktu dekat terjalin sinergi yang baik antar-instansi sehingga permasalahan seperti penumpukan peti kemas di TPS tidak terjadi lagi. Bahkan, bisa mewujudkan kelancaran arus peti kemas di wilayah kerjanya. "Walau demikian, terjadinya penumpukan itu berakibat pada daya tampung di TPS yang kini tidak cukup untuk menampung sejumlah peti kemas importir," katanya. Menyikapi adanya penumpukan peti kemas tersebut, Direktur PT TPS, M Zaini, menambahkan, kondisi itu dipengaruhi oleh peningkatan arus kontainer berpendingin (reefer) di TPS yang di antaranya digunakan untuk mengemas komoditas hortikultura. "Sampai akhir tahun 2012, 'reefer' yang masuk melalui TPS mencapai 83.980 Teus atau meningkat 26 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar 66.692 Teus," tuturnya. Hal itu, sebut dia, ikut dipengaruhi karena adanya kebijakan pemerintah untuk membatasi masuknya impor hortikultura melalui lima pelabuhan termasuk Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dengan kebijakan tersebut, secara otomatis arus "reefer" di TPS meningkat. "Padahal, kami telah mengantisipasi peningkatan barang tersebut dengan menambah 'reeferplug' atau 'portable plat' dari 536 unit menjadi 704 unit," tukasnya. Tapi, lanjut dia, karena kebijakan pemerintah terkait berbagai dokumen yang harus diselesaikan maka banyak importir terlambat untuk mengambil beragam barang mereka. "Dampaknya, kini ada sekitar 300 unit hingga 400 unit 'reefer' yang menumpuk akibat macam-macamnya dokumen yang diurus importir," katanya.(*)
Buah-buahan Impor Dominasi Penumpukan Peti Kemas TPS
Sabtu, 26 Januari 2013 16:28 WIB