Bondowoso (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada triwulan III/2025 mencapai 6,46 persen atau lebih tinggi dari capaian Kabupaten Situbondo 6,16 persen maupun Provinsi Jatim dan nasional.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim pada triwulan III/2025 (Juli, Agustus, September) mencapai 5,22 persen, sedangkan capaian rata-rata nasional berada di angka 5,04 persen.
"Capaian ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh elemen daerah," kata Bupati Bondowoso H Abdul Hamid Wahid dalam keterangannya di Bondowoso, Jawa Timur, Jumat.
Ekonomi yang tumbuh signifikan itu, lanjut dia, bukan semata angka, tetapi refleksi dari kerja keras bersama antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat di Kota Tapai itu.
Ra Hamid (sapaannya), menyampaikan komitmennya untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Bondowoso berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta penurunan angka kemiskinan.
Menurut dia, pemerintah setempat terus menjaga konsistensi arah pembangunan dengan fokus pada penguatan sektor agribisnis, UMKM, serta peningkatan kualitas infrastruktur.
"Ke depan, kami ingin pertumbuhan ekonomi ini benar-benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan," ujar Ra Hamid.
Dia optimistis dengan strategi pembangunan yang terukur dan berkelanjutan, daya saing ekonomi daerah akan semakin kuat.
"Pertumbuhan ekonomi yang dicapai saat ini diharapkan menjadi fondasi bagi pembangunan inklusif dan berkeadilan di tahun-tahun mendatang," tutur Ra Hamid.
Data diperoleh, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III/2025 sebesar 6,46 persen secara year-on-year (yoy) menempatkan Bondowoso pada peringkat kedua tertinggi (setelah Pacitan) dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.
Pada triwulan I/2025, pertumbuhan ekonomi Bondowoso tercatat sebesar 4,67 persen, didorong oleh optimalisasi sektor pertanian dan penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Memasuki triwulan II, pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 5,40 persen, dan kenaikan ini dipengaruhi oleh percepatan pembangunan infrastruktur yang memperlancar akses distribusi barang dan jasa.
Tren positif berlanjut pada triwulan III dengan capaian tertinggi sebesar 6,46 persen, dan ini didorong oleh penguatan sektor pariwisata, hilirisasi produk unggulan daerah, serta terciptanya iklim investasi yang semakin kondusif dan ramah lingkungan.
