Aseibssindo Perluas Pasar Buah Nusantara
Jumat, 21 Desember 2012 19:47 WIB
Surabaya - Asosiasi Eksportir Importir Buah Segar dan Sayur Indonesia (Aseibssindo) berkomitmen memperluas pasar buah Nusantara ke masyarakat internasional, karena kian besarnya potensi komoditas tersebut di Indonesia.
"Salah satu caranya dengan rutin mengenalkan beragam buah Nusantara ke pasar global. Bisa melalui pameran, memasarkannya di sejumlah ritel, dan menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo)," kata Ketua Aseibssindo, Kafi Kurnia, ditemui di sela "Awards Ceremony Mangga Mania", di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, komitmen tersebut dilakukan karena sampai sekarang angka impor buah Indonesia sangat besar. Contohnya pada 2011, volume impor buah mencapai 660.000 metrik ton, volume ekspor hanya 250.000 metrik ton.
Untuk itu, jelas dia, pada tahun 2012, pihaknya mulai mempromosikan buah Nusantara dengan menyiapkan dana senilai Rp8 miliar. Bentuk upaya promosi selama tahun 2012, dengan melakukan sekitar 32 kegiatan di pasar perdagangan nasional.
"Dengan strategi perluasan pasar buah Nusantara maka kini omzet yang bisa dicapai sekitar Rp800 miliar," katanya.
Mengenai langkah pengenalan buah Nusantara, pihaknya siap merealisasi ekspor Salak Arjuna secara besar-besaran, sekaligus sebagai upaya menjadikan salak sebagai ikon buah Nusantara.
"Kami juga berencana menyelenggarakan kejuaraan nasional untuk durian," katanya.
Agenda kejuaraan itu, kata dia, akan dilaksanakan dengan mengundang petani durian di Tanah Air guna mengirimkan sejumlah buah durian yang terbaik dan dianggap unggul.
"Kejuaraan skala nasional ini kami siapkan untuk mengurangi angka impor durian di mana mencapai besaran 38 juta dolar Amerika Serikat atau senilai Rp380 miliar per tahun," katanya.
Terkait proyeksi produksi buah Nusantara tahun 2013, lanjut dia, Aseibssindo belum memiliki estimasi khusus karena kondisi cuaca tahun depan sulit diprediksi.
"Lihat saja tahun 2012, ancaman gagal panen terhadap produksi buah Nusantara sangat besar dan penyebabnya, perubahan cuaca di Indonesia," katanya. (*)