Pelti Jatim Cari Ketua Umum Baru
Rabu, 19 Desember 2012 21:45 WIB
Surabaya - Pengurus Provinsi Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti) Jawa Timur mencari figur baru untuk dicalonkan sebagai ketua umum organisasi tersebut pada musyawarah provinsi yang digelar 29 Desember 2012.
Sekretaris Umum Pengprov Pelti Jatim Irmantara Subagio di Surabaya, Rabu, mengatakan hingga saat ini belum ada bakal calon yang diusulkan pengurus cabang dalam pemilihan ketua umum periode 2012-2017.
"Pak Dwi Soetjipto (Ketua Umum Pelti Jatim saat ini, red.) masih berpeluang maju lagi, tapi sampai sekarang belum ada pernyataan resmi terkait kesediaan beliau, termasuk usulan dari pengcab," katanya.
Kendati sebelumnya Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk itu pernah mengisyaratkan untuk mengakhiri periode kepemimpinannya, Irmantara menilai hal itu baru sebatas wacana, karena belum disampaikan secara resmi.
"Siapa tahu Pak Dwi Soetjipto ingin maju lagi atau ada pengcab-pengcab yang ingin mencalonkannya," kata pria yang akrab disapa Ibag itu.
Kepengurusan Pelti Jatim seharusnya berakhir pada 2011, akan tetapi masa kerjanya diperpanjang satu tahun hingga berakhirnya PON XVIII/2012.
Ibag menjelaskan periode kepengurusan Pelti Jatim awalnya empat tahun, yakni 2007-2011. Namun, kemudian diubah menjadi lima tahun setelah Pengurus Pusat Pelti melakukan perubahan AD/ART.
"Karena ada kesibukan menyiapkan PON 2012, pengurus baru bisa menyelenggarakan musprov pada akhir Desember ini," kata Ibag.
Selama dipimpin Dwi Soetjipto, prestasi tenis Jatim tidak terlalu menonjol di tingkat nasional, terbukti dengan kegagalan atlet-atlet setempat merebut medali emas di PON 2012, sekaligus mengulang hasil buruk empat tahun sebelumnya.
Salah satu program pembinaan atlet yang digagas Dwi Soetjipto adalah pembentukan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Tenis pada 2010 dan dipusatkan di Kabupaten Gresik, tetapi pelaksanaannya tidak maksimal.
"Yang jelas, tantangan Pelti Jatim ke depan semakin berat, karena dituntut mampu meningkatkan prestasi dibanding sebelumnya. Untuk menjawab tantangan itu, sudah pasti diperlukan anggaran yang tidak sedikit untuk menjalankan program pembinaan," kata Ibag. (*)