Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) mewaspadai cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu saat masa angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
"Bencana di Sumatera menjadi alarm bagi kita semua karena intensitas curah hujan cukup tinggi dan baru pertama kali terjadi di Indonesia dengan angka 400 milimeter selama tiga hari," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono saat mendampingi jajaran Direksi KAI melakukan inspeksi di Stasiun Jember, Kamis.
Menurutnya hal tersebut juga bisa terjadi di mana saja, sehingga pihaknya meminta KAI Daerah Operasi (Daop) 9 Jember untuk melakukan antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.
"Kami mengingatkan pihak KAI untuk lebih waspada memantau daerah yang rawan longsor dan banjir agar menjadi perhatian khusus karena dapat mengganggu perjalanan kereta api," katanya.
Ia menjelaskan begitu hujannya melebihi dari normal, maka akan mengakibatkan longsor, jembatan atau rel kereta tidak stabil dan membahayakan dalam perjalanan kereta, sehingga setiap Daop bisa mewaspadai tempat-tempat seperti itu.
Sementara Direktur Bisnis & Pengembangan Usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rafli Yandra mengatakan untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem di akhir tahun, maka KAI Daop 9 Jember menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama.
"Petugas KAI telah melakukan peremajaan prasarana secara masif, termasuk penggantian 24 unit wesel di delapan titik strategis mulai dari Rambipuji, Tanggul, Jatiroto, Randuagung, Klakah, Leces, Malasan, hingga Probolinggo," katanya.
Kewaspadaan ekstra juga diterapkan pada titik-titik rawan bencana hidrometeorologi, sehingga pihak KAI Daop 9 telah memetakan tiga titik rawan banjir dengan rincian dua titik di wilayah Kabupaten Pasuruan dan satu di Banyuwangi.
"Untuk dua titik di Pasuruan (BH 251 dan BH 298) telah dilakukan peninggian jalur dan perbaikan geometri. Sementara di Banyuwangi (BH 93) dilakukan pembersihan sedimentasi agar aliran air lancar. Kami juga kerja sama intensif dengan BMKG untuk memantau cuaca secara real-time," ujarnya.
Sebagai langkah antisipatif, lanjut dia, Daop 9 menerjunkan 19 personel Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ) Ekstra yang bersifat insidentil dan petugas itu akan langsung bergerak menyisir rel jika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam.
