Surabaya - Ramuan obat-obatan tradisional Nusantara terancam punah, karena alih fungsi hutan untuk perkebunan, pertambangan, dan sebagainya menyebabkan tanaman berkhasiat untuk obat-obatan pun terancam. "Indonesia kaya dengan potensi tanaman obat. Di Kalimantan saja ada sekitar 42,1 persen dari 140 jenis tanaman obat yang berkhasiat," kata Kepala Pusat Makanan Tradisional dan Tanaman Obat-obatan Lembaga Penelitian Universitas Palangkaraya Dr Ir Saputera MSi di Surabaya, Selasa. Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam "Sarasehan Etnomedisin I: Pemahaman Peran Pengobatan Nusantara dalam Naskah Kuno bagi Kesehatan Bangsa" di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Namun, potensi tanaman obat yang kaya itu di lapangan justru menunjukkan jumlah ramuan yang dipakai berangsur-angsur menyusut, karena jumlah tanaman berkhasiat juga berangsur-angsur menyusut. "Bahkan, suatu saat akan punah akibat alih fungsi hutan menjadi wilayah perkebunan, pertambangan dan fungsi lainnya. Selain itu, pengobatan modern juga menjadi penyebab beralihnya masyarakat dari obat tradisional," katanya. Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman obat Nusantara juga harus dilakukan dengan baik dan perlu dilestarikan melalui berbagai cara. Senada dengan itu, Guru Besar Etnomedisin Fakultas Farmasi Unair, Prof Dr Mangestuti Agil MS Apt menegaskan bahwa pengobatan Nusantara sendiri memiliki banyak varian. "Setiap etnis atau suku mempunyai cara pengobatan yang berbeda baik dari jenis tanaman ataupun budaya setempat dalam memberi nama tanaman itu. Indonesia memiliki 500 suku dan 500 ramuan, bahkan antara Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta saja memiliki ramuan yang berbeda," katanya. Oleh karena itu, beberapa langkah pelestarian yang dapat dilakukan antara lain segera menetapkan acuan ramuan secara modern, seperti komposisi, kegunaan, cara pakai dan aturan pakai. "Yang juga diperlukan adalah kolaborasi lintas bidang keilmuan sehingga pengobatan Nusantara dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya. Dalam sarasehan terungkap bahwa khasiat tanaman untuk obat ternyata sudah tertulis dalam naskah kuno. Zaman dahulu, bermacam bahan ramuan sekaligus cara pengobatan Nusantara telah diterapkan nenek moyang, lalu mereka pun merekamnya ke dalam berbagai macam naskah kuno. "Banyak naskah kuno pada masa dahulu yang memiliki cerita tentang kisah raja-raja, ajaran moral, pendidikan budi pekerti dan pengobatan tradisional," kata Filolog dari FSSR Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Drs Supardjo MHum. Untuk memahami isi naskah tersebut diperlukan ilmu tentang naskah kuno (filologi), sehingga antar-ilmu dapat saling bekerja sama untuk mengungkapkan permasalahan pengobatan tradisional. "Pengobatan Nusantara memiliki berbagai macam variasi, mulai dari pengobatan ala Jawa, Kalimantan, Bali dan Madura. Bebagai data tentang pengobatan Nusantara telah banyak dikaji, bahkan pihak asing justru mengkajinya terlebih dahulu," katanya. (*)
Ramuan Obat Tradisional Nusantara Terancam Punah
Selasa, 18 Desember 2012 22:20 WIB