Polisi Blitar Tahan TNI Gadungan
Jumat, 14 Desember 2012 20:13 WIB
Blitar - Aparat Kepolisian Resor Kota Blitar, menahan seorang anggota TNI yang diduga gadungan dan terlibat pencurian kendaraan bermotor.
"Tersangka ini dalam melakukan aksinya mengaku sebagai anggota TNI dengan pangkat sersan satu dan melakukan tindak pencurian di beberapa kota wilayah Jatim," kata Kapolresta Blitar AKBP Indarto di Blitar, Jumat.
Ia mengatakan, petugas sudah lama berusaha menangkap tersangka yang bernama Yadi P (35), warga Desa Dungus, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri ini dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Ia terlibat pencurian antarkota di wilayah Jawa Timur, sehingga petugas mencarinya.
Ia menyebutkan, petugas mencari pelaku setelah ia melakukan aksinya mencuri sepeda motor di Kota Blitar. Dari hasil penyelidikan, pelaku diketahui lari ke arah Kabupaten Tulungagung, dan petugas pun berhasil melacaknya.
Petugas mendapati pelaku sedang berada di Terminal Kabupaten Tulungagung. Pada saat ditangkap, pelaku hendak melawan petugas, tapi akhirnya berhasil dibekuk dan dibawa ke kantor polisi.
Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya sebuah tas berwarna hitam, seragam anggota TNI Kodam Brawijaya dengan pangkat sersan satu, sepatu, serta sebuah kartu anggota TNI.
Namun, pascapenangkapan itu, pelaku justru tidak sadarkan diri. Ia masih belum sadar, sehingga petugas membawanya ke Rumah Sakit Mardi Waluyo, Kota Blitar. Ia dirawat di ruang bougenvil rumah sakit tersebut.
Kondisi pelaku belum diketahui dengan benar, termasuk sakitnya. Bahkan, karena tidak kunjung sadar, petugas akhirnya membawa pelaku ke ruang radiologi untuk menjalani "rontgen", guna mengetahui dengan pasti sakitnya.
Walaupun belum sadarkan diri, polisi tetap menjaga pelaku. Bahkan, petugas terpaksa memborgol tangan dan kakinya, khawatir ia melarikan diri, dan sakit yang dideritanya hanya pura-pura.
Dokter spesialis syaraf di RS Mardi Waluyo Kota Blitar dokter Suhariono mengatakan kondisi pasien cukup lemah dan sampai saat ini belum sadar. Pihaknya juga belum bisa memastikan penyebab pasti sakit pasien itu.
"Di tubuh pasien tidak ditemukan ada bekas tau tanda-tanda kekerasan. Kami belum bisa memastikan penyebab pasien belum sadarkan diri," kata Suhariono. (*)