Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur kembali menggelar Festival Rawat Jagat (FRJ) sebagai ruang perayaan budaya, edukasi lingkungan, dan penguatan ekonomi kreatif masyarakat.
Wakil Bupati Pacitan Gagarin Sumrambah di Pacitan, Senin, menjelaskan tema Rawat Jagat tahun ini, Sluman Slumun Slamet, diambil dari filosofi Jawa yang menekankan pentingnya ketertiban, kerukunan dan niat baik dalam menjaga harmoni kehidupan bersama.
Menurutnya, tema itu menjadi pedoman dalam melestarikan budaya sekaligus mendorong tata kelola pembangunan yang berorientasi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Rawat Jagat bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah gerakan bersama untuk menjaga warisan budaya, memupuk kepedulian lingkungan, dan menguatkan ekosistem ekonomi kreatif yang tumbuh dari masyarakat sendiri," ujarnya.
Tahun ini agenda tahunan tersebut memasuki penyelenggaraan keempat dengan pusat kegiatan di kawasan Alun-alun Pacitan yang disulap menjadi panggung seni dan ruang interaksi warga.
Gelaran Rawat Jagat menghadirkan empat lokasi pertunjukan yang tersebar di sekitar alun-alun.
Beragam kesenian dipentaskan secara bergantian, mulai tari tradisional, teater rakyat, hingga kolaborasi sanggar dan pelajar.
Di sela pertunjukan, pengunjung dapat menikmati sentra UMKM yang menyajikan kuliner lokal, kerajinan, dan produk kreatif khas Pacitan.
Ia menambahkan bahwa Rawat Jagat telah berkembang menjadi ruang dialog lintas komunitas, tempat pelaku seni, pegiat budaya, dan UMKM bertemu dalam satu ekosistem.
Pemerintah daerah ingin menjadikan festival ini sebagai tradisi berkelanjutan yang memperkuat identitas Pacitan sebagai kabupaten dengan kekayaan budaya dan bentang alam yang khas.
Selain pertunjukan, festival ini juga menyelipkan pesan konservasi dan mitigasi bencana, mengingat Pacitan berada pada wilayah rawan gempa dan tsunami.
Melalui berbagai aktivitas seni dan edukasi, masyarakat diajak memahami bahwa pelestarian lingkungan merupakan bagian dari kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
"Harapannya Rawat Jagat tetap menjadi ruang pemersatu masyarakat serta sarana edukasi tentang keberlanjutan alam dan budaya. Semangat Sluman Slumun Slamet kami jadikan pengingat bahwa menjaga jagat adalah bagian dari menjaga diri kita sendiri," kata Gagarin.
