Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang menyatakan bahwa keberadaan Baitul Mal wat Tamwil (BMT) di wilayah setempat menjadi salah satu kekuatan ekonomi masyarakat.
"BMT NU sudah mempunyai aset Rp23 miliar, bahkan BMT di Lumajang termasuk yang paling produktif di Jawa Timur sekaligus mendukung pengembangan ekonomi umat melalui kolaborasi," kata Ketua PCNU Lumajang KHM Darwis dalam keterangannya di kabupaten setempat, Jumat.
Dalam silaturahmi dengan jajaran PWNU Jatim itu, ia melaporkan sejak berdiri pada 1934, PCNU terus berupaya hadir melayani masyarakat dengan "sitta cita" atau enam cita-cita atau enam program prioritas.
Untuk kaderisasi dan penguatan jamiyah, pihaknya sudah melaksanakan Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak (PDPKP) hingga angkatan ke-67, sementara untuk Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) tercatat baru ada lima kader.
"Untuk Layanan Sekolah Unggul, kami langsung dipantau LP Ma'arif PWNU Jawa Timur," tuturnya.
Terkait dengan penataan aset, lanjut dia, masih dalam proses pendataan, namun BMT NU sudah mempunyai aset Rp23 miliar.
Sementara untuk layanan kesehatan, PCNU Lumajang sudah dalam waktu kurang lebih selama dua tahun terakhir mendirikan rumah sakit, yang berbentuk PT dengan kepemilikan saham 51 persen.
"Kami punya 9.000 peserta BPJS, yang tersebar di klinik penyangga RS NU. Kami berkomitmen akan membangun klinik di seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) NU. Saat ini ada 21 MWC dan 233 ranting yang perlu mendapat perhatian," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kencong KH Zainil Ghulam MHI menjelaskan PCNU Kencong memiliki lima MWC dengan 59 Ranting.
"Kalau fasilitas kantor dan armadanya kemungkinan cukup. Kami punya laboratorium kesehatan yang sudah berjalan lama. Yang agak hangat itu di Puger, yaitu soal Syiah, tapi sudah tertangani," ujarnya.
Ujung Tombak Pelayanan
Pada Kamis (20/11) siang, dalam Silaturrahim dengan Pengurus Cabang NU (PCNU) Bondowoso dan Jember di Bondowoso, Ketua PWNU Jawa Timur KH Kikin Abdul Hakim M menekankan PCNU untuk mengembangkan program pelayanan masyarakat daripada kegiatan seremonial dan ujung tombak pelayanan NU adalah MWC NU dan Ranting.
Silaturrahim PWNU Jatim dengan dua PCNU di Bondowoso itu dihadiri KH Abdul Matin Jawahir (Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim), Gus Kikin (Ketua PWNU Jatim), beberapa wakil ketua tanfidziyah dan wakil sekretaris PWNU Jatim, KH Drs Junaidi Mukti (Rois Syuriyah PCNU Bondowoso), KH Abdul Qodir Syam (Ketua PCNU Bondowoso) dan KH Abdullah Syamsul Arifin/Gus Aab (Ketua PCNU Jember).
Program pelayanan yang ditekankan Gus Kikin antara lain reaktivasi RSNU/klinik kesehatan (strategi partnership), strategi kolaborasi usaha NU/UMKM (jaringan bisnis NU/pesantren), kolaborasi Layanan Pendidikan Unggulan/ Modern NU (antisipasi sekolah terpadu-Boarding School), relasi strategis NU-parpol/PKB (kebijakan, fasilitasi anggaran daerah), dan Relasi Strategis NU-Pemda.
"PCNU perlu kompak dengan MWC (NU tingkat kecamatan), karena MWC NU itu ujung tombak NU. Jika MWC dan ranting (NU tingkat desa/kelurahan) itu kompak, inSya-Allah, program jalan. Contoh MWC di Bojonegoro yang bisa membangun gedung lima lantai dan memberi pemasukan ke PCNU dan MWC NU yang sangat besar," ujarnya.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu menjelaskan harakah/gerakan NU itu muaranya dari masyarakat bawah. "NU mulai terbang lagi setelah kembali ke Khittah NU, yang diperjuangkan KH Wahab Chasbullah sejak tahun 1971 dan akhirnya diputuskan pada tahun 1984 saat dipimpin Gus Dur," kilahnya.
Menurut Gus Kikin, posisi NU di sini merupakan organisasi Islam yang telah memiliki jasa besar terhadap berkembang dan berdirinya bangsa dan negara, sehingga elemen-elemen yang ada sudah sewajarnya perhatian kepada NU, apalagi kiprah NU di tengah masyarakat telah banyak dirasakan.
"Karena itu, agenda atau program penting PWNU adalah melakukan konsolidasi mulai dari PCNU, MWCNU, dan Ranting NU agar nyambung dan sinergi dalam melayani masyarakat. MWCNU dan Ranting itu yang paling dekat dengan masyarakat di bawah," katanya.
Dalam laporannya, Ketua PCNU Bondowoso KH Abdul Qodir Syam menyampaikan masjid dan graha NU beserta sertifikatnya yang ada di kantor PCNU sudah sepenuhnya menjadi milik NU dan PCNU Bondowoso saat ini sedang giat mengurus wakaf atas nama Nahdlatul Ulama.
"Bondowoso punya klinik yang hampir menjadi rumah sakit, tetapi saat ini Yarsis belum melanjutkan. Di MWCNU Cerme juga ada klinik yang saat ini sudah jalan. Kita dorong semua MWC punya klinik agar nanti rujukannya ke Rumah Sakit NU kalau RS NU sudah berdiri, Ujarnya
Selain itu, PCNU Bondowoso juga mengharapkan ada BMTNU di setiap MWC. "Saat ini sudah punya 14 BMT NU. MWCNU juga sudah memberikan sebagian ke PCNU. PCNU juga bekerjasama dengan Sidogiri yaitu Basmalah, namun PCNU belum mendirikan sekolah NU. Sekolah NU masih berkembang di pinggiran kota dan PCNU juga menjajaki kerja sama dengan LP Ma'arif NU Jatim," katanya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Jember KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) melaporkan Grosir BUMNU Jember masih perlu perhatian serius, untuk pengembangannya . Saat ini, PCNU Jember juga mendapat support BMTNU dari SHU. PCNU juga mendorong BUMNU Nuansa Umat yang diinisiasi BMT NU.
