Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan Desember 2024 hingga Januari 2025.
Apel yang berlangsung di halaman kantor Pemkab Tulungagung dihadiri Penjabat Bupati Tulungagung Heru Suseno, Forkopimda, kepala OPD, instansi terkait, serta perwakilan masyarakat.
Dalam sambutannya Heru Suseno menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang kerap terjadi di wilayah rawan bencana.
"Kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah harus terus ditingkatkan untuk mengurangi dampak bencana," ujarnya.
Heru juga menekankan perlunya sinergi antara BPBD, TNI/Polri, PMI, dan masyarakat.
Menurut dia, informasi dari BMKG terkait potensi bencana harus segera diteruskan kepada masyarakat agar langkah antisipasi bisa dilakukan lebih cepat. "Koordinasi yang efektif menjadi kunci dalam menghadapi situasi darurat," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Tulungagung telah membentuk 20 desa siaga bencana yang tersebar di tujuh kecamatan, dengan rencana penambahan desa-desa baru.
Sosialisasi, pelatihan, dan simulasi evakuasi juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kesadaran warga.
"Pemahaman masyarakat tentang jalur evakuasi dan lokasi pengungsian sangat penting dalam mengurangi risiko bencana," tegas Heru.
Perhatian khusus juga diberikan kepada Kecamatan Pagerwojo dan Sendang yang tergolong rawan longsor.
Penjabat bupati meminta agar personel dan peralatan siaga di wilayah tersebut selalu siap untuk penanganan bencana maupun upaya pemulihan pascabencana.
Apel kesiapsiagaan ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi bencana alam.
Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi diharapkan Kabupaten Tulungagung semakin tangguh menghadapi potensi bencana dan mampu meminimalkan dampak yang terjadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024