Bojonegoro - Wakil Manajer Mobil Cepu Limited (MCL), Elviera Putri menyatakan, produksi puncak minyak Blok Cepu di Bojonegoro, Jatim, dimulai awal 2014, namun pada awal produksi tidak bisa langsung sebesar 165 ribu barel per hari. "Pada tahap awal produksi tidak bisa langsung dipaksakan 165 ribu barel per hari, harus dilakukan bertahap," katanya, ketika di Bojonegoro, Kamis. Ia mencontohkan, empat buah sumur minyak di lapangan Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, bisa mencapai 20 ribu barel per hari, membutuhkan waktu dua tahun. Empat sumur minyak di lapangan Banyuurip tersebut, ketika awal berproduksi, pada Agustus 2009, hanya sebesar 5 ribu barel per hari dan bisa mencapai 20 ribu barel per hari, pada 2011. "Kalau produksinya dipaksakan, justru bisa merusak kondisi sumur minyak itu," katanya, menegaskan. Dengan demikian, lanjutnya, produksi minyak Blok Cepu untuk mencapai produksi puncak 165 ribu barel per hari, baru bisa dimulai awal 2014. Sebab, pembangunan fasilitas produksi puncak minyak Blok Cepu yang dimulai pada awal 2012 ini, di Bojonegoro, hingga wilayah Tuban, dalam tiga tahun baru rampung. Ia menjelaskan, produksi puncak Blok Cepu sebesar 165 ribu barel per hari tersebut, bisa direalisasikan dengan memproduksikan 49 sumur minyak Banyuurip, di antaranya merupakan sumur injeksi gas dan air. Sumur minyak tersebut, lokasinya berada di tiga lapangan yaitu lapangan Banyuurip A, B dan C. "Target kita produksi puncak tersebut bisa berjalan dalam kurun waktu 20-30 tahun," katanya, menjelaskan. Hanya saja, lanjutnya, dalam mempertahankan produksi puncak minyak tersebut, tetap harus melakukan "eksplorasi" atau pengembangan sumur minyak baru di Blok Cepu. "Untuk mempertahankan produksi puncak, tetap harus ada pengembangan sumur minyak baru, sebab sumur yang diproduksikan lambat laun potensinya akan menurun," jelasnya. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012