Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur menyerahkan penghargaan kepada 11 guru inovatif dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) serta Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), di Balai Kota Surabaya, Senin.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Ikhsan di Kota Surabaya, mengatakan terdapat dua kegiatan yang digabungkan, yakni peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-53 Korpri.
"Supaya bisa bersama-sama berinovasi, menjaga, dan memotivasi anak-anak di sekolah. Bukan hanya mengajar dan mendampingi, tetapi juga menunjukkan inovasi di bidang keterampilan akademis dan nonakademis," kata Ikhsan.
Selama ini, lanjut Ikhsan, Pemkot Surabaya memberikan apresiasi kepada para guru, baik guru sekolah negeri maupun swasta, serta memberikan insentif bagi guru swasta. Pemkot Surabaya juga menyiapkan sejumlah program untuk guru, salah satunya seperti beasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Baca juga: Masa tenang, Satpol PP Surabaya akan tertibkan APK kampanye
Selain itu, Pemkot Surabaya juga melakukan pendampingan terhadap para guru yang mengikuti ujian sertifikasi. Harapannya, semua guru di Kota Pahlawan dapat tersertifikasi.
"Kami juga mendorong para guru untuk menyelesaikan ujian sertifikasi. Dengan sertifikasi, menunjukkan para guru sudah mempunyai kemampuan dan kompetensi yang sesuai," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional, Pemkot Surabaya memberikan apresiasi kepada para guru dan sekolah inovatif. Ke depan, baik pelajar, guru, kepala sekolah, maupun lembaga pendidikan bisa mendapat apresiasi atas keberhasilan inovasi mereka.
"Sedangkan, pada upaya kesejahteraan guru, diawali dari tertib administrasi. Mulai dari NUPTK (Nomor Unik pendidik dan Tenaga Pendidik), jam mengajar, dan sebagainya. Ke depan kalau sudah PPG maka bisa mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru). Pemkot Surabaya juga menyiapkan tunjangan kinerja bagi guru," kata Yusuf.
Kemudian, dalam proses sertifikasi bagi guru swasta, alokasi yang dilakukan dimulai dari ketertiban administrasi para guru. Tak hanya itu saja, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga telah memfasilitasi para guru agama yang belum menyelesaikan PPG.
"Pak Wali Kota, Alhamdulillah memberikan fasilitas bagi guru-guru agama yang belum PPG. Lalu untuk yang non muslim sudah dikoordinasikan karena LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) jauh, semoga dapat difasilitasi dengan metode hybrid," ujarnya.
Di samping itu, menanggapi fenomena guru yang takut terhadap murid di media sosial, Dispendik Surabaya pun telah menyiapkan SOP proses belajar. Di antaranya, tidak diperbolehkan menggunakan kekerasan fisik maupun verbal kepada pelajar. Apabila ada persoalan dengan pelajar di sekolah, para guru diimbau dapat diselesaikan dengan musyawarah dengan warga sekolah.
"Dispendik berencana akan mencoba mengajukan rencana Perwali Perlindungan Guru. Kita siapkan, termasuk keamanan, kenyamanan para guru. Saat ini, belum penyusunan, mudahan-mudahan tahun depan. Saya koordinasikan dengan teman-teman OPD dan menggandeng perguruan tinggi, akademisi dan praktisi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024