Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur menggelar kegiatan audit kasus "stunting" anak untuk semester I tahun 2024 sebagai upaya evaluasi percepatan penurunan stunting di wilayah setempat.

"Ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya. Pertama ada kegiatan identifikasi bersama pakar, kira-kira potensi stunting di Kota Madiun seperti apa. Kemudian kita lanjutkan dengan mini loka karya di tingkat kecamatan. Nah, hari ini merupakan tindak lanjut dari itu," ujar Sekda Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto saat membuka kegiatan tersebut di Madiun, Senin.

Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan di Kota Madiun. Namun, sudah menjadi perhatian pusat. Karenanya, pemerintah pusat terus mendorong pemda melakukan upaya percepatan penurunan stunting untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Pihaknya mengaku intensif memantau langsung penanganan stunting di Kota Madiun. Sekda selalu hadir dalam pembahasan.

"Jadi saya ingin melihat prosesnya sudah sampai mana dan sudah sesuai aturan apa belum. Selain itu kita juga menyamakan persepsi proses dalam menilai dan evaluasi apakah sudah sesuai dengan permasalahan yang ada," kata dia.

Pemantauan tersebut serius dilakukan, sebab permasalahan stunting cukup beragam. Mulai dari pola makan, pola asuh, hingga kemiskinan.

Sekda menyebut tak menutup kemungkinan ada kasus stunting dari keluarga yang mampu. Setelah dilihat, ternyata ada kekeliruan dalam pola makan anak. Selain itu, juga ada kasus yang berangkat dari lingkungan.

"Saya minta itu ada pendataan 'by name by address'. Kemudian di klaster. Jadi penanganannya biar tepat, efektif, dan efisien," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Madiun, dr Denik Wuryani menyebut angka stuting di Kota Madiun sejatinya terus menurun. Seuai data, pada Februari 2024, tercatat ada sebanyak 360 anak. Sementara data Juli sudah turun menjadi 320 anak.

"Melalui upaya kita bersama yang intensif ini telah berhasil menurunkan angka stunting Kota Madiun. Selain itu juga kita galakkan upaya pencegahan agar tidak muncul kasus stunting baru," kata Denik.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024