Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta para orang tua siswa tidak khawatir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang saat ini telah ditutup, karena PPDB untuk sekolah swasta masih terbuka lebar.
Eri, dalam keterangannya di Surabaya, Selasa mengatakan bahwa pihaknya akan melihat paparan jumlah kelulusan siswa SD dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, dan kemudian akan disandingkan dengan data siswa yang diterima di sekolah SMP Negeri.
"Kalau ada selisihnya, saya minta mencari di mana anak-anak yang lulus tadi. Apakah mungkin dia sekolah di pondok atau di luar negeri, itu kita lihat. Kalau ternyata ada sisanya, jangan sampai ada anak Surabaya yang tidak sekolah," kata Eri.
Ia menjelaskan, saat ini untuk PPDB sekolah negeri di Surabaya telah ditutup sehingga anak-anak yang belum mendapatkan sekolah akan diarahkan ke sekolah swasta yang memiliki kualitas baik bagi anak-anak tersebut.
"Tapi dengan catatan, saya juga berharap, swastanya juga yang kualitasnya bagus. Karena Kalau dipaksakan masuk swasta yang itu (tidak bagus) ya nggak mau muridnya,” ujarnya.
Selain mencocokkan data siswa, ia juga berencana menggelar pertemuan dengan orang tua siswa, baik itu dari sekolah negeri maupun swasta se-Surabaya. Saat itu, ia ingin, menyampaikan kepada orang tua pentingnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa.
"Akan saya kumpulkan nanti ada yang lewat zoom, ada juga yang secara langsung. Saya ingin menitipkan (kepada orang tua) bahwa pengenalan sekolah itu tidak hanya pelajaran saja, tetapi juga mengenal lingkungan sekolahnya," katanya.
Pada Selasa (16/7), Eri juga melakukan peninjauan pelaksanaan MPLS di kawasan Surabaya utara, di SMP Barunawati Surabaya dan SMP Negeri 5 Surabaya. Ia memastikan pelaksanaan MPLS di wilayah Surabaya berjalan baik.
Menurutnya, pelaksanaan MPLS tidak hanya mengajak siswa untuk mengenal lingkungan sekolahnya. Namun juga sebagai ajang untuk pengenalan watak dari masing-masing siswa. Ia berharap, dalam pelaksanaan MPLS ada rasa saling mengayomi dan berbagai ilmu antarsiswa.
Ia menambahkan, siswa senior atau kakak kelas dalam sekolah tersebut diharapkan bisa memberikan ilmu kepada adik-adiknya, sehingga tidak ada potensi terjadinya aksi perundungan di kalangan pelajar.
Agar tidak terjadi aksi perundungan khususnya di lingkungan sekolah terhadap siswa baru, lanjutnya, para guru harus melakukan pendampingan kepada para siswa dalam setiap pelaksanaan berbagai kegiatan di MPLS.
"Dengan begitu maka tidak ada bully-bully-an, merasa paling jagoan, atau merasa hebat di sekolah. Saya berharap para guru juga harus lebih care (peduli) dengan anak-anaknya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024