Bojonegoro - Kerugian terbesar bencana di Bojonegoro, Jatim, pada 2011 yaitu bencana kebakaran yang kerugiannya mencapai Rp20 miliar, akibat terbakarnya Pasar Baureno di Desa Baureno, Kecamatan Baureno.
"Kebakaran Pasar Baureno saja mencapai Rp20 miliar, belum termasuk kerugian kebakaran pemukiman warga. Ini merupakan kerugian tertinggi dibandingkan dengan kerugian bencana lainnya yang terjadi di Bojonegoro, " kata Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, Jumat.
BPBD, lanjutnya, sedang melakukan rekapitulasi besarnya kerugian tujuh bencana yang terjadi selama 2011, mulai kebakaran, banjir baik Bengawan Solo maupun banjir bandang, tanah longsor, puting beliung, kegagalan industri migas, kekeringan, juga bencana yang lainnya.
"Bencana perahu terbalik atau tenggelam di Bengawan Solo, masuk kategori bencana yang lainnya, " katanya, menjelaskan.
Ia mengatakan, belum bisa menyebutkan, jumlah total kerugian tujuh bencana yang terjadi di daerah setempat, selama 2011. Alasannya, perhitungan kerugian bencana baru dilakukan dan diperkirakan akhir Januari ini, baru bisa diperhitungkan secara pasti.
"Kita menghitung, sambil menunggu kerugian bencana lainnya yang belum masuk, " ungkapnya.
Yang jelas, lanjutnya, besarnya kerugian kebakaran menduduki posisi tertinggi, kemudian disusul kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo, yang kerugiannya diperhitungkan mencapai Rp14 miliar lebih. Kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo, melanda 77 desa di delapan kecamatan, antara lain, Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Kota, Balen, Kanor, juga kecamatan lainnya.
Berdasarkan laporan itu, kerugian didominasi rusaknya areal tanaman padi yang ditanam di sepanjang tepi Bengawan Solo yang biasa menjadi langganan banjir. Selain itu, juga rusaknya prasarana dan sarana umum.
"Data besarnya kerugian ini, sekaligus sebagai bahan evaluasi kejadian bencana di Bojonegoro, " ucapnya. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012