Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB (Dinkes PP dan KB) Kota Madiun memberikan pembinaan dan edukasi kepada calon pengantin dan ibu hamil (bumil) tentang pencegahan stunting.

Kepala Dinkes PP dan KB Kota Madiun dr. Denik Wuryani mengatakan pembinaan dan edukasi kesehatan pada calon pengantin dan bumil sangat penting dilakukan sebagai upaya preventif mencegah kelahiran bayi stunting.

"Kenapa harus sehat? Karena ketika menikah dan hamil diharapkan mereka hamil dalam kondisi sehat dan status gizi bagus, sehingga anak-anak yang dilahirkan juga memiliki status gizi sehat," ujar Denik di Madiun, Jumat.

Terdapat sebanyak 45 calon pengantin dan bumil yang diberi pembekalan terkait kesehatan reproduksi ketika akan hamil dan persiapan saat hamil.

Selain edukasi, para calon pengantin dan bumil tersebut mendapatkan layanan cek kesehatan, lingkar lengan atas dan hingga cek darah.

"Kunci pencegahan dan penanganan stunting adalah di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga perhatian kepada ibu hamil dan bayi di bawah usia dua tahun atau baduta sangatlah penting," katanya.

Maka dari itu, pembinaan kepada calon pengantin yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada calon pengantin menjadi sangat penting untuk dilakukan.

"Kami juga bekerja sama dengan Kemenag untuk memberikan penyuluhan tiga bulan sekali kepada calon pengantin. Harapannya semua calon dan bumil siap lahir batin dan menghasilkan generasi yang unggul," katanya.

Denik menambahkan Pemerintah Kota Madiun sangat serius dalam menangani kasus stunting dan pencegahannya di wilayah setempat.

Saat ini angka prevalensi stunting di Kota Madiun pada posisi 9,7 persen. Pemkot Madiun menargetkan stunting bisa turun di angka 7 persen atau hingga 6 persen pada tahun depan.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023