Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ponorogo menargetkan pelaksanaan program pendaftaran tanah sertifikasi lengkap (PTSL) tuntas oada akhir tahun ini.
"Saat ini sudah ada 50 ribu lebih sertifikat tanah yang sudah selesai. Masih ada sekitar 16 ribu sertifikat masih berproses dan ditargetkan rampung sebelum 15 November 2023," kata Kepala BPN Kabupaten Ponorogo Arinaldi, di Ponorogo, Kamis.
Untuk menjaring peserta program PTSL agar maksimal pihaknya memilih fokus pada peserta program PTSL di wilayah pinggiran, khususnya daerah atau kecamatan yang cukup jauh dari kota, terutama daerah perbatasan.
Beberapa kecamatan yang menjadi sasaran lanjutan program PTSL adalah di Kecamatan Sawoo, Ngrayun, Sooko dan Kecamatan Ngebel.
Alasan difokuskan ke wilayah pinggiran, menurut Arinaldi, karena sesuai dengan roadmap yang telah dibuat.
Selain itu, wilayah pinggiran menurutnya memiliki data yang paling mudah, jika dibandingkan dengan wilayah kota.
"Kami selesaikan yang wilayah pinggiran karena paling mudah datanya. Kalau wilayah kota itu rencana kami antara 2024 dan 2025 karena mengukur dan sekaligus memperbaiki data lama," katanya.
Menurutnya di Ponorogo saat ini ada sekitar 630.000 bidang tanah yang akan dimasukkan dalam program PTSL.
Dimana, cakupan program tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen, sisanya akan diselesaikan di 2024 dan 2025.
Diharapkan, pada 2025 Ponorogo menjadi Kabupaten lengkap, bersertifikat dan terdaftar. "Untuk 2024 kuota kita sekitar 97 ribu lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Saat ini sudah ada 50 ribu lebih sertifikat tanah yang sudah selesai. Masih ada sekitar 16 ribu sertifikat masih berproses dan ditargetkan rampung sebelum 15 November 2023," kata Kepala BPN Kabupaten Ponorogo Arinaldi, di Ponorogo, Kamis.
Untuk menjaring peserta program PTSL agar maksimal pihaknya memilih fokus pada peserta program PTSL di wilayah pinggiran, khususnya daerah atau kecamatan yang cukup jauh dari kota, terutama daerah perbatasan.
Beberapa kecamatan yang menjadi sasaran lanjutan program PTSL adalah di Kecamatan Sawoo, Ngrayun, Sooko dan Kecamatan Ngebel.
Alasan difokuskan ke wilayah pinggiran, menurut Arinaldi, karena sesuai dengan roadmap yang telah dibuat.
Selain itu, wilayah pinggiran menurutnya memiliki data yang paling mudah, jika dibandingkan dengan wilayah kota.
"Kami selesaikan yang wilayah pinggiran karena paling mudah datanya. Kalau wilayah kota itu rencana kami antara 2024 dan 2025 karena mengukur dan sekaligus memperbaiki data lama," katanya.
Menurutnya di Ponorogo saat ini ada sekitar 630.000 bidang tanah yang akan dimasukkan dalam program PTSL.
Dimana, cakupan program tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen, sisanya akan diselesaikan di 2024 dan 2025.
Diharapkan, pada 2025 Ponorogo menjadi Kabupaten lengkap, bersertifikat dan terdaftar. "Untuk 2024 kuota kita sekitar 97 ribu lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023