Pemerintah Kabupaten Situbondo telah mengusulkan alokasi anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas Desa Wisata Kampung Blekok setelah mendapatkan laporan sarana prasarana wisata edukasi itu rusak dan tak terawat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Situbondo Ahmad Yulianto di Situbondo mengemukakan bahwa kerusakan-kerusakan fasilitas di Desa Wisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, itu selain karena perlu pemeliharaan, kerusakan juga disebabkan banjir pada akhir 2022.

"Mudah-mudahan tahun ini bisa dianggarkan untuk pemeliharaan, tapi itu maish belum pasti. Kalau tidak tahun ini, kami anggarkan perbaikan pada tahun depan," katanya ketika dikonfirmasi di Situbondo, Rabu.

Wisata Kampung Blekok merupakan kawasan konservasi hutan bakau yang saat ini luasnya mencapai sekitar 27 hektare dan pernah meraih juara 1 kategori Desa Wisata Rintisan pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 gelaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menurut dia, fasilitas Desa Wisata Kampung Blekok mengalami kerusakan dan perlu anggaran untuk pemeliharaan maupun perbaikan sarpras yang rusak parah sudah terjadi sejak pertengahan tahun 2022.

Oleh karena itu, kata Yuli, Dinas Lingkungan Hidup setempat yang membidangi konsep pariwisata berbasis wawasan lingkungan hidup itu telah berusaha mengalokasikan anggaran pemeliharaan, termasuk anggaran perbaikan kerusakan fasilitas wisata.

"Kalau kerusakan fasilitas jembatan wisata Kampung Blekok terparah itu akibat banjir. Perlu pemeliharaan juga menara pantau sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan blekok di kawasan hutan bakau dari menara," kata Yuli.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Kampung Blekok Situbondo Kholid Maulana menyebutkan sejak 2019 ekowisata itu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) ke pemerintah daerah setempat.

"Persentase dari pendapatan penjualan tiket masuk dan lain-lain 35 persen untuk Pokdarwis termasuk listrik, honor dan operasional, 15 persen ke desa dan 45 persen masuk PAD Pemkab Situbondo," ujarnya.

Dari pantauan, sepanjang jembatan kayu mengelilingi hutan bakau yang juga jadi rumah ribuan burung blekok dan jenis burung bangau lainnya itu rusak karena kayu sudah mulai rapuh.

Bahkan, kios-kios pedagang kuliner di kawasan Desa Wisata Kampung Blekok juga tak terawat dan banyak kayu yang rapuh, sehingga membahayakan pengunjung.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023