Pemerintah Kota Surabaya menggandeng United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dan United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) untuk mengembangkan ekosistem smart city atau kota cerdas.
"Jadi, hampir semua, baik pemerintah maupun masyarakatnya diharapkan bisa mengimplementasikan sebagai kota yang cerdas," kata Staf Ahli Wali Kota Surabaya Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan, M. Afghani Wardhana dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Untuk itu, kata dia, Pemkot Surabaya menggandeng UNESCAP dan UCLG ASPAC untuk berperan aktif mengedukasi seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan kota cerdas di Kota Pahlawan. Kerja sama tersebut diwujudkan dengan digelarnya Matchmaking and Networking Event Smart City Innovation Lab (SCIL) di Surabaya pada Selasa (18/7).
Afghani menyampaikan beberapa poin yang harus dipenuhi, di antaranya smart economy, smart mobility, smart governance, dan smart living and environment. Poin-poin tersebut merupakan inisiatif dan program unggulan yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam mewujudkan kota cerdas.
Afghani mengatakan Wali Kota Eri Cahyadi ingin berbagai program berbasis teknologi yang dijalankan Pemkot Surabaya bisa berjalan sesuai visi tersebut. Dengan melibatkan pihak swasta dan perguruan tinggi, diharapkan bisa menggali potensi dan mengedukasi masyarakat dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota cerdas.
Baca juga: Peserta "Surabaya Cross Culture" kunjungi destinasi wisata bersejarah
"Jadi, tidak cukup sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pemkot saja, namun semua lapisan harus dilibatkan mulai dari startup, media, perguruan tinggi, hingga UCLG ASPAC juga dilibatkan, sehingga bisa menjadi kekuatan dalam mewujudkan kota yang pintar dan cerdas," katanya.
Regional Manager UCLG ASPAC, Helmi Abidin mengatakan kegiatan SCIL ini adalah untuk melakukan seleksi terhadap pelaku startup yang dilibatkan dalam pengembangan ekosistem dan mewujudkan kota cerdas. Sedangkan peran dari UCLG ASPAC, yakni sebagai penghubung antara Pemkot Surabaya dengan UNESCAP dalam mengembangkan ekosistem kota cerdas tersebut.
Helmi menambahkan tugas UCLG ASPAC ini tidak hanya menjadi penghubung antara Pemkot Surabaya dengan UNESCAP. Akan tetapi, juga ikut mendukung pengembangan ekosistem kota cerdas di Surabaya.
"Kami juga mendukung implementasi secara langsung hasil pengembangan ekosistem setelah pemilihan startup secara langsung," ucapnya.
Helmi mengaku UCLG ASPAC sebelumnya juga ikut serta dalam pengembangan ruang publik dan sebagainya di Kota Surabaya. Dalam seleksi kali ini ada lima startup asal Indonesia yang berkesempatan ikut dalam pengembangan ekosistem kota cerdas di Kota Surabaya, di antaranya adalah Cityplan, Surplus Indonesia, Jaramba, SMEs Pack, dan Buandisini.
"Itu merupakan salah satu bentuk Kota Surabaya dalam memanfaatkan jejaring internasional, baik level regional maupun global untuk mendukung pengembangan pembangunan di kota ini. Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa membantu Surabaya dalam menjawab tantangan ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Jadi, hampir semua, baik pemerintah maupun masyarakatnya diharapkan bisa mengimplementasikan sebagai kota yang cerdas," kata Staf Ahli Wali Kota Surabaya Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan, M. Afghani Wardhana dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Untuk itu, kata dia, Pemkot Surabaya menggandeng UNESCAP dan UCLG ASPAC untuk berperan aktif mengedukasi seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan kota cerdas di Kota Pahlawan. Kerja sama tersebut diwujudkan dengan digelarnya Matchmaking and Networking Event Smart City Innovation Lab (SCIL) di Surabaya pada Selasa (18/7).
Afghani menyampaikan beberapa poin yang harus dipenuhi, di antaranya smart economy, smart mobility, smart governance, dan smart living and environment. Poin-poin tersebut merupakan inisiatif dan program unggulan yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam mewujudkan kota cerdas.
Afghani mengatakan Wali Kota Eri Cahyadi ingin berbagai program berbasis teknologi yang dijalankan Pemkot Surabaya bisa berjalan sesuai visi tersebut. Dengan melibatkan pihak swasta dan perguruan tinggi, diharapkan bisa menggali potensi dan mengedukasi masyarakat dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota cerdas.
Baca juga: Peserta "Surabaya Cross Culture" kunjungi destinasi wisata bersejarah
"Jadi, tidak cukup sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pemkot saja, namun semua lapisan harus dilibatkan mulai dari startup, media, perguruan tinggi, hingga UCLG ASPAC juga dilibatkan, sehingga bisa menjadi kekuatan dalam mewujudkan kota yang pintar dan cerdas," katanya.
Regional Manager UCLG ASPAC, Helmi Abidin mengatakan kegiatan SCIL ini adalah untuk melakukan seleksi terhadap pelaku startup yang dilibatkan dalam pengembangan ekosistem dan mewujudkan kota cerdas. Sedangkan peran dari UCLG ASPAC, yakni sebagai penghubung antara Pemkot Surabaya dengan UNESCAP dalam mengembangkan ekosistem kota cerdas tersebut.
Helmi menambahkan tugas UCLG ASPAC ini tidak hanya menjadi penghubung antara Pemkot Surabaya dengan UNESCAP. Akan tetapi, juga ikut mendukung pengembangan ekosistem kota cerdas di Surabaya.
"Kami juga mendukung implementasi secara langsung hasil pengembangan ekosistem setelah pemilihan startup secara langsung," ucapnya.
Helmi mengaku UCLG ASPAC sebelumnya juga ikut serta dalam pengembangan ruang publik dan sebagainya di Kota Surabaya. Dalam seleksi kali ini ada lima startup asal Indonesia yang berkesempatan ikut dalam pengembangan ekosistem kota cerdas di Kota Surabaya, di antaranya adalah Cityplan, Surplus Indonesia, Jaramba, SMEs Pack, dan Buandisini.
"Itu merupakan salah satu bentuk Kota Surabaya dalam memanfaatkan jejaring internasional, baik level regional maupun global untuk mendukung pengembangan pembangunan di kota ini. Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa membantu Surabaya dalam menjawab tantangan ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023