Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Tunisia Zuhairi Misrawi mengajak PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) transformasikan pengalaman mengelolah bisnis kawasan industri ke negara yang terkenal dengan produk kurmanya tersebut.

"Saya menilai, soal kawasan industri Tunisia sangat tertinggal. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk itu, peluang bisnis ini bisa dimasuki SIER," katanya dalam keterangannya saat bincang SIER Podcast, yang diterima di Surabaya, Kamis.

Oleh karena itu, lanjutnya, agar perdagangan antara Tunisia dengan Indonesia semakin berkembang pesat, saat ini sedang dipersiapkan perjanjian kerjasama Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA).

"Dengan PTA ini diyakini perdagangan Indonesia ke Tunisia akan semakin melejit," ucapnya.

Tak hanya itu, dengan adanya pertemuan G20 di Bali beberapa waktu lalu, menurut dia, juga meningkatkan daya tarik Indonesia di mata dunia, termasuk Tunisia. 

"Tunisia sekarang ingin beralih perdagangan dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia. Saya ingin toko retail yang ada di Indonesia yang sangat menjamur itu bisa masuk ke Tunisia. Tujuannya agar ada produk UMKM Indonesia yang ke Tunisia," ujarnya.

Tahun pertama jadi Dubes, Menurut Zuhairi, dirinya fokus mempromosikan Indonesia di Tunisia dengan menggunakan strategi memanfaatkan kedekatan sejarah antara Tunisia dengan Indonesia saat era Presiden Soekarno.

"Peran Bung Karno sebagai inspirator, Tunisia akhirnya bisa merdeka pada 1956. Pada 1960, Bung Karno berkunjung ke Tunisia. Bung Karno disambut sangat luar biasa. Waktu itu Bung Karno juga menerima penghargaan pejuang kemerdekaan dari Tunisia," kata alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tersebut.

Melalui kedekatan emosional sejarah ini, kata Gus Mis, dirinya lantas masuk kesisi bisnis, dan ternyata langsung mengena. Sekarang banyak orang Tunisia sangat bangga impor barang dari Indonesia.

Dubes kelahiran Mei 1977 di Sumenep, Madura tersebut juga menambahkan, saat kedatangannya ke Tunisia sebagai dubes, perdagangan Tunisia-Indonesia berada pada posisi 52. Saat ini, posisinya sudah melonjak tajam berada diposisi 25.

"Dulu perdagangan antara Tunisia dengan Indonesia di bawah Malaysia, Vietnam atau Thailand. Sekarang sudah melampaui. Nilai perdagangannya sudah lebih dari 200 juta US Dolar. Target saya bisa masuk 10 besar tahun ini," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono mengucapkan terima kasih kepada Dubes RI untuk Tunisia, yang telah menyempatkan diri berkunjung dan berdiskusi mengenai peluang apa saja yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia ke Tunisia.

"Diskusinya sangat menarik. Termasuk bagaimana potensi bisnis kawasan industri yang besar di Tunisia yang belum tergarap. Tentu ini informasi yang sangat berharga buat kami, yang menjalankan bisnis kawasan industri," katanya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023