Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menceritakan pengalamannya menjalani terapi stemcell di Universitas Airlangga Surabaya saat menjadi orator pembuka dalam Dies Natalis ke-68 Unair, Rabu.

Dahlan mengaku sangat percaya dengan peneliti-peneliti berbakat asal Unair, terbukti dari 12 kali terapi stemcell yang ia lakukan di kampus tersebut.

"Terapi yang saya lakukan di Unair memiliki metode yang sama dengan yang dilakukan di Jerman," ujar Dahlan Iskan.

Setelah menjalani terapi tersebut, Dahlan juga menyambut antusias vaksin Merah Putih buatan Unair. "Saat itu saya ingin menjadi relawan vaksin. Namun sayangnya saya sudah menjalani vaksin dosis ke-3," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan memaparkan sebanyak 150 juta masyarakat yang tidak lagi miskin menjadikan Indonesia berpotensi maju. 

"Siapapun presidennya, siapapun partai atau pihak manapun yang berkuasa, jika masing-masing memiliki daya dorong untuk tidak lagi miskin, maka sekaligus dapat mendorong Indonesia maju," ucapnya dalam orasi bertajuk "Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Bangsa.

Melalui observasi yang dilakukan, Dahlan menemukan bahwa sebagian masyarakat miskin berada di pedesaan, pinggir kota, tengah kota, dan pantai. Di sinilah peran perguruan tinggi diperlukan untuk terus berinovasi demi mendorong perekonomian.

“Misalnya dari fakultas kedokteran hewan untuk memberikan inovasi pada peternakan kecil atau menengah, atau fakultas perikanan pada nelayan, yang nantinya akan berimbas pada perekonomian individu, dan akhirnya perekonomian bangsa," katanya.

Dahlan percaya, generasi-generasi penerus harus mendapatkan pola pikir yang berbeda dari generasi lama. 

"Menurut saya, yang termiskin harus dipotong generasi. Jangan sampai anak-anak mereka tertular kemiskinan seperti itu karena cara berpikirnya tertular orang tuanya," tutur Dahlan.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022