Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama dua mobil canggihnya menyabet juara kedua dan keempat pada ajang the Institution of Engineers Malaysia (IEM) Chemical-E-Car Presentation Competition di Malaysia, melalui pengumuman secara daring, Sabtu (23/10).
Dalam kompetisi tersebut, tim Spektronics mengirimkan dua subtim andalannya yakni Subtim pertama adalah Spektronics N1 dan Spektronics NG.
"Karena diadakan secara online, kompetisi yang berlangsung dari tanggal 13 - 23 Oktober ini dialihkan secara teknis lombanya berupa video presentasi disertai animasi prototype mobil dan diakhiri dengan sesi kuis dan pertanyaan," kata Ketua Spektronics N1 Wahyu Febianto melalui keterangannya, Minggu.
Wahyu mengatakan bersaing dengan 27 tim lainnya, Spektronics N1 mempunyai mobil dengan tema simple and different, di mana simple merujuk ke cara kerja sistem geraknya, dan different merujuk pada satu-satunya tim yang memanfaatkan putaran turbin untuk menggerakan roda.
Spektronics N1 memiliki inovasi dalam model turbin, yaitu dengan membuat 3D pelton water turbine yang bekerja sama dengan Tridiku Surabaya.
"Kemudian, kami menggunakan idler gear untuk mengubah arah rotasi gear pada rotary pusher, jadi roda dan rotary pusher memiliki arah rotasi yang berbeda," ujar Mahasiswa Departemen Teknik Elektro angkatan 2020 itu.
Guna menjawab tantangan, Wahyu menuturkan, N1 menggunakan reaksi konsentrasi tinggi untuk menghasilkan oksigen tetapi masih di range aman untuk menghasilkan tekanan tinggi.
Dari gas yang bertekanan tinggi itu akan mendorong air di dalam water vessel, yang mana saat water vessel kedap didorong oleh udara maka air akan keluar menuju turbin.
Turbin yang dipakai ke roda sebesar 2:5 (turbin berputar 2 kali, roda berputar 5 kali), dan rasio turbin ke idler gear 2:17. Jadi karena rasio antara turbin, roda, dan rotary pusher adalah 2:5:17, maka semakin cepat turbin berputar, semakin cepat juga mobil berjalan. Di sisi lain, semakin cepat juga rotary pusher berputar.
"Karena putaran rotary pusher itu cepat, jadinya bola akan ditendang dengan kencang juga oleh rotary pusher, ini juga sekaligus menjadi kelebihan dari N1," tuturnya.
Selain dari Spektronics N1 yang berhasil meraih juara kedua, terdapat subtim Spektronics NG .
Sementara itu Spektronics NG yang membawa pulang juara keempat, mengajukan prototipe mobil bertenagakan listrik dari thermoelectric generator dan sistem autonomous menggunakan hidrolik, sehingga mobil dapat berhenti sendiri pada jarak yang ditentukan.
Ketua tim Spektronics NG Bernardus Krisna Brata menjelaskan, cara kerja dari mobil NG adalah dengan mereaksikan dekomposisi hidrogen peroksida pada sisi panas dan untuk sisi dingin menggunakan es batu yang diserut.
"Dengan perbedaan suhu dapat menciptakan listrik dan listrik tersebut akan menggerakan dinamo yang menyebabkan mobil akan berjalan," ujarnya.
Perbedaan kedua mobil dari N1 dan NG sendiri adalah dari sistem mobilnya. Bernard mengungkapkan, NG membawakan mobil bertenagakan Thermoelectric Generator yang memanfaatkan perbedaan panas, sedangkan Spektronics N1 yang membawakan mobil bertenagakan tekanan (Pressurized Car).
"Sistem autonomous dari kedua mobil ini juga berbeda, di mana Spektronics NG menggunakan sistem hidrolik sedangkan Spektronics N1 menggunakan perhitungan tekanan dalam reaktor," katanya.
Bernard berharap tim Spektronics ITS mampu mencapai hasil yang terbaik pada lomba-lomba yang akan datang dan mengembangkan inovasi yang ditemukan sampai matang.
Untuk itu, ia juga berharap banyak pihak luar yang mendukung, supaya tim dapat mengukir nama harum almamater tercinta dan bangsa Indonesia di kancah internasional.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam kompetisi tersebut, tim Spektronics mengirimkan dua subtim andalannya yakni Subtim pertama adalah Spektronics N1 dan Spektronics NG.
"Karena diadakan secara online, kompetisi yang berlangsung dari tanggal 13 - 23 Oktober ini dialihkan secara teknis lombanya berupa video presentasi disertai animasi prototype mobil dan diakhiri dengan sesi kuis dan pertanyaan," kata Ketua Spektronics N1 Wahyu Febianto melalui keterangannya, Minggu.
Wahyu mengatakan bersaing dengan 27 tim lainnya, Spektronics N1 mempunyai mobil dengan tema simple and different, di mana simple merujuk ke cara kerja sistem geraknya, dan different merujuk pada satu-satunya tim yang memanfaatkan putaran turbin untuk menggerakan roda.
Spektronics N1 memiliki inovasi dalam model turbin, yaitu dengan membuat 3D pelton water turbine yang bekerja sama dengan Tridiku Surabaya.
"Kemudian, kami menggunakan idler gear untuk mengubah arah rotasi gear pada rotary pusher, jadi roda dan rotary pusher memiliki arah rotasi yang berbeda," ujar Mahasiswa Departemen Teknik Elektro angkatan 2020 itu.
Guna menjawab tantangan, Wahyu menuturkan, N1 menggunakan reaksi konsentrasi tinggi untuk menghasilkan oksigen tetapi masih di range aman untuk menghasilkan tekanan tinggi.
Dari gas yang bertekanan tinggi itu akan mendorong air di dalam water vessel, yang mana saat water vessel kedap didorong oleh udara maka air akan keluar menuju turbin.
Turbin yang dipakai ke roda sebesar 2:5 (turbin berputar 2 kali, roda berputar 5 kali), dan rasio turbin ke idler gear 2:17. Jadi karena rasio antara turbin, roda, dan rotary pusher adalah 2:5:17, maka semakin cepat turbin berputar, semakin cepat juga mobil berjalan. Di sisi lain, semakin cepat juga rotary pusher berputar.
"Karena putaran rotary pusher itu cepat, jadinya bola akan ditendang dengan kencang juga oleh rotary pusher, ini juga sekaligus menjadi kelebihan dari N1," tuturnya.
Selain dari Spektronics N1 yang berhasil meraih juara kedua, terdapat subtim Spektronics NG .
Sementara itu Spektronics NG yang membawa pulang juara keempat, mengajukan prototipe mobil bertenagakan listrik dari thermoelectric generator dan sistem autonomous menggunakan hidrolik, sehingga mobil dapat berhenti sendiri pada jarak yang ditentukan.
Ketua tim Spektronics NG Bernardus Krisna Brata menjelaskan, cara kerja dari mobil NG adalah dengan mereaksikan dekomposisi hidrogen peroksida pada sisi panas dan untuk sisi dingin menggunakan es batu yang diserut.
"Dengan perbedaan suhu dapat menciptakan listrik dan listrik tersebut akan menggerakan dinamo yang menyebabkan mobil akan berjalan," ujarnya.
Perbedaan kedua mobil dari N1 dan NG sendiri adalah dari sistem mobilnya. Bernard mengungkapkan, NG membawakan mobil bertenagakan Thermoelectric Generator yang memanfaatkan perbedaan panas, sedangkan Spektronics N1 yang membawakan mobil bertenagakan tekanan (Pressurized Car).
"Sistem autonomous dari kedua mobil ini juga berbeda, di mana Spektronics NG menggunakan sistem hidrolik sedangkan Spektronics N1 menggunakan perhitungan tekanan dalam reaktor," katanya.
Bernard berharap tim Spektronics ITS mampu mencapai hasil yang terbaik pada lomba-lomba yang akan datang dan mengembangkan inovasi yang ditemukan sampai matang.
Untuk itu, ia juga berharap banyak pihak luar yang mendukung, supaya tim dapat mengukir nama harum almamater tercinta dan bangsa Indonesia di kancah internasional.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021