Sedikitnya tujuh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk jabatan asisten sekretaris daerah, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), dan Staf Ahli Wali Kota Surabaya dimutasi.

"Saudara-saudara sekalian sudah disumpah oleh rohaniawan bersama-sama. Sumpah itu bukan untuk saya, melainkan untuk Tuhan. Apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia, terlihat oleh Tuhan," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat sambutan usai melantik pejabat di Balai Kota Surabaya, Senin.

Mutasi pejabat tersebut berdasarkan Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 821.2/10964/436.8.3/2019 tanggal 7 November 2019 tentang Pengangkatan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator, dan Jabatan Pengawas di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.

Sebanyak 37 orang yang dimutasi dan 12 orang di antaranya dipromosikan. Pejabat yang dimutasi terdiri atas tujuh orang untuk jabatan asisten sekda, kepala OPD, dan Staf Ahli Wali Kota Surabaya, dua orang camat, satu orang sekretaris perangkat daerah, tiga orang kepala bidang, tujuh orang lurah, tiga orang sekretaris kelurahan, dan 14 orang kasi/kasubag/kasubid.

Wali Kota Risma mengingatkan para pejabat yang dilantik agar menjaga amanah yang diemban karena jabatan yang disandang merupakan titipan Tuhan YME.

Ia mengakui tugas yang diemban para pejabat tidaklah mudah. Namun, tidak ada yang tak bisa untuk dilakukan karena Tuhan mengetahui kemampuan dan keterbatasan manusia.

Untuk itu, Risma meminta para pejabat yang baru saja dilantik untuk melakukan yang terbaik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Belum tentu lusa kita bisa melakukannya. Maka dari itu, saat diberi kepercayaan berikan yang terbaik untuk masyarakat karena suara rakyat adalah suara Tuhan," ujarnya.

Risma dalam setiap pelantikan pejabat selalu mengingatkan agar mereka menjaga amanah dan tidak menyakiti warga.

Ia mengatakan bahwa masyarakat telah memberikan semuanya untuk Kota Pahlawan ini.

"Kita telah digaji dari hasil jerih payah dan keringat masyarakat. Oleh karena itu, tolong jangan sia-siakan dan sakiti mereka. Saya mencintai mereka. Berikan yang terbaik. Saya pun ada waktunya berhenti. Mumpung kita masih bisa, mari kita jaga amanah yang diberikan oleh Tuhan," katanya.

Di hadapan para pejabat yang dilantik, Wali Kota Risma menceritakan bagaimana dirinya keluar rumah pada pukul 01.00 WIB untuk menjaga amanah masyarakat yang diberikan Tuhan kepada dirinya.

"Saya keluar pukul 01.00, belum dijemput mobil, saya naik taksi. Itu untuk menjaga amanat masyarakat," katanya.

Wali Kota Risma meminta para camat dan lurah untuk menjaga kepercayaan yang diberikan sebab mereka adalah perangkat pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat.

Ia meminta aparat pemerintah kota mendengarkan semua keluhan masyarakat.

"Jangan biarkan mereka sakit, menderita karena tidak bisa makan. Kalau ada yang mengetahui ada warga yang menderita, tinggal Anda sampaikan surat kepada saya atau OPD terkait. Mudah, hanya dengan satu lembar surat bisa menolong orang lain," katanya.

Dalam pelantikan itu, Supomo yang dirotasi menjadi kepala dinas pendidikan. Selain itu, Staf Ahli Wali Kota Suharto Wardoyo dilantik menjadi kepala dinas sosial menggantikan Supomo.

Menurut Wali Kota Risma, Supomo itu sudah terbiasa melayani dan merawat anak-anak meskipun sebetulnya pendidikan tidak hanya persoalan itu. Namun, lebih visioner.

"Dia (Supomo) juga mudah mendengarkan, misalnya aku ngomong begini, biasanya dia langsung tindak lanjuti," kata Risma.

Namun, Wali Kota Risma mengaku tugas Supomo ini agak berat sebab harus segera menyiapkan penerimaan murid baru, termasuk pula menyiapkan sarana dan prasarana sekolah-sekolah di Surabaya.

"Nanti semua beasiswa CSR itu akan saya serahkan semuanya kepada Pak Pomo karena memang staf di Dinas Pendidikan sangat banyak," ujarnya.

Selain itu, Wali kota perempuan pertama itu juga menjelaskan diangkatnya Suharto Wardoyo sebagai kepala dinas sosial. Bahkan, Suharto Wardoyo yang biasa dipanggil Anang itu sudah dipanggil dan diajak bicara oleh Wali Kota Risma.

Pada saat pertemuan itu, Wali Kota Risma meminta Anang untuk belajar kepada Supomo.

"Pak Anang ini sebetulnya mau belajar, cuma kemarinnya cuma terlalu percaya pada laporan tertulis. Makanya, saya sampaikan tadi untuk sering turun ke lapangan karena paling bagus data itu turun ke lapangan. Saya bisa menyelesaikan persoalan kota ini karena saya sering turun," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019