Tim Barunastra Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan kapal baru bernama Nala G.4 untuk menghadapi "12th Annual International Roboboat Competition" di Florida, Amerika Serikat (AS) pada 19-23 Juni 2019.

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari saat peluncuran kapal tersebut di kampus setempat, Rabu meminta tim agar tidak minder menghadapi lawan-lawan yang mungkin memiliki keunggulan dari segi teknologi.

"Tim lawan memang memiliki keunggulan dari sisi teknologi, tapi terbukti kita yang keluar sebagai juara tahun lalu, bukan tidak mungkin sejarah tersebut dapat terulang kembali tahun ini," kata Ashari.

Ashari optimis dengan kerja keras serta doa dan dukungan dari orang tua dan seluruh masyarakat Indonesia, Tim Barunastra ITS bersama Nala G.4 mampu mengibarkan kembali bendera Merah Putih untuk kali kedua di Amerika Serikat dan membawa nama harum ITS serta bangsa Indonesia di mata dunia.

Ketua Tim Barunastra ITS, Steven Caramoy mengungkapkan, Kapal Nala G.4 yang diluncurkan mempunyai inovasi material dan algoritma baru. Kapal prototipe ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pendahulunya, Nala Heroes.

Kapal yang akan memulai debutnya pada ajang ini berbahan dasar fiber carbon composite yang lebih kuat dan lebih ringan dibandingkan bahan dasar Nala Heroes yakni fiberglass.

"Dengan menggunakan bahan yang lebih ringan, kami bisa mengoptimalkan massa pada komponen-komponen kapal yang lain seperti komponen elektronik, sehingga dimensi kapal dapat dikecilkan," kata mahasiswa yang biasa disapa Steven ini.

Selain itu, mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan ITS ini mengklaim, kapal yang membutuhkan waktu setidaknya enam bulan untuk diselesaikan ini juga memiliki keunggulan pada azimuth propulsion system yang dapat melakukan manuver sejauh 360 derajat. Kemudian, sistem transmisi yang menggunakan jenis "gear" membuat Nala G.4 ini menjadi kapal yang lebih "reliable".

Pembina Tim Barunastra, ITS Rudy Dikairono mengakui, tim-tim tuan rumah memiliki keunggulan yang dapat dibilang sangat mengejutkan, terutama pada sisi kualitas sensor-sensor yang mereka gunakan.

Dari sisi harga, sensor yang digunakan oleh tim ITS hanya mengeluarkan biaya 10 persen dari harga sensor lawan-lawannya.

"Menyadari keunggulan lawan pada sisi tersebut, kami (Tim Barunastra ITS, red) berusaha untuk membuat algoritma-algoritma pemrograman yang lebih bagus agar kita bisa mengimbangi mereka," tutur dosen Departemen Teknik Elektro tersebut.

Selain mempersiapkan dari segi kapal, hingga saat ini, tim yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai departemen ini fokus dalam mempersiapkan mental juga fisik untuk kompetisi yang mereka ikuti dalam sebulan mendatang. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019