Sebanyak tujuh orang siswa di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dijadwalkan mengikuti Ujian Nasonal Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP tahun 2019 susulan yang rencananya akan digelar pada tanggal 29-30 April nanti karena sakit.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ngawi, Muh. Luluk Sodiki, Sabtu, di Ngawi mengatakan, tujuh siswa SMP terpaksa mengikuti UNBK susulan karena berbagai alasan, di antaranya karena sakit dan ada juga yang sedang menjalani perawatan medis akibat mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Kebanyakan alasan mengikuti UNBK susulan tersebut karena kecelakaan. Mereka nantinya akan mengikuti UNBK susulan di sekolah masing-masing," kata dia.
Sementara, itu meski UNBK tingkat SMP baru selesai pada Kamis tanggal 25 April kemarin dan belum diketahui hasilnya, namun pihaknya memastikan telah ada sebanyak 29 siswa yang tidak lulus.
"Hal itu karena sebanyak 29 siswa dari beberapa SMP tersebut mengundurkan diri," katanya.
Adapun alasan pengunduran diri tersebut bermacam-macam. Di antaranya yang paling banyak adalah telah bekerja.
Ia menjelaskan, awalnya para pelajar yang mengundurkan diri itu tidak masuk sekolah. Setelah beberapa hari tak muncul dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), pihak sekolah mendatangi rumah masing-masing. Belakangan diketahui mereka telah bekerja.
"Padahal, semuanya yang mengundurkan diri itu sudah tercatat sebagai peserta UNBK saat dilakukan pendataan peserta UNBK pada bulan Agustus hingga Desember tahun lalu," katanya.
Disinggung tentang pelaksanaan UNBK tingkat SMP tanggal 22-25 April kemarin, terdapat sejumlah hal kendala yang terjadi. Di antaranya, server pusat yang "offline", token molor, server lokal ngadat, sampai insiden meteran listrik di salah satu sekolah penyelenggara UNBK "njebluk" (meledak).
"Kejadian-kejadian itu akan menjadi bahan evaluasi kami untuk pelaksanaan ujian berikutnya yang lebih baik," kata Luluk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ngawi, Muh. Luluk Sodiki, Sabtu, di Ngawi mengatakan, tujuh siswa SMP terpaksa mengikuti UNBK susulan karena berbagai alasan, di antaranya karena sakit dan ada juga yang sedang menjalani perawatan medis akibat mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Kebanyakan alasan mengikuti UNBK susulan tersebut karena kecelakaan. Mereka nantinya akan mengikuti UNBK susulan di sekolah masing-masing," kata dia.
Sementara, itu meski UNBK tingkat SMP baru selesai pada Kamis tanggal 25 April kemarin dan belum diketahui hasilnya, namun pihaknya memastikan telah ada sebanyak 29 siswa yang tidak lulus.
"Hal itu karena sebanyak 29 siswa dari beberapa SMP tersebut mengundurkan diri," katanya.
Adapun alasan pengunduran diri tersebut bermacam-macam. Di antaranya yang paling banyak adalah telah bekerja.
Ia menjelaskan, awalnya para pelajar yang mengundurkan diri itu tidak masuk sekolah. Setelah beberapa hari tak muncul dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), pihak sekolah mendatangi rumah masing-masing. Belakangan diketahui mereka telah bekerja.
"Padahal, semuanya yang mengundurkan diri itu sudah tercatat sebagai peserta UNBK saat dilakukan pendataan peserta UNBK pada bulan Agustus hingga Desember tahun lalu," katanya.
Disinggung tentang pelaksanaan UNBK tingkat SMP tanggal 22-25 April kemarin, terdapat sejumlah hal kendala yang terjadi. Di antaranya, server pusat yang "offline", token molor, server lokal ngadat, sampai insiden meteran listrik di salah satu sekolah penyelenggara UNBK "njebluk" (meledak).
"Kejadian-kejadian itu akan menjadi bahan evaluasi kami untuk pelaksanaan ujian berikutnya yang lebih baik," kata Luluk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019