Blitar (ANTARA) - Sebanyak 16 anak yang menjadi binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Blitar, Jawa Timur, mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) di dalam lapas, menyusul kasus hukum yang masih membelit mereka.
Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Kelas 1 Blitar Andik Ariawan di Blitar, Senin, mengemukakan bahwa 16 anak yang mengikuti ujian tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Malang, Pasuruan, dan Kediri.
"Kami memberikan fasilitas penuh agar anak-anak juga ikut USBN setiap tahunnya," katanya.
Kendati terbelit perkara hukum, lanjut Andik, anak-anak tetap mendapatkan haknya. Mereka juga diberi waktu untuk belajar setiap hari di dalam LPKA, termasuk ada guru yang yang hadir di lapas setiap harinya memberi pelajaran.
"Kami juga sudah melaksanakan pengayaan dan try out. Dengan begitu, anak-anak bisa mempersiapkan diri untuk ujian hari ini," kata dia.
Ia juga menambahkan bahwa usia anak-anak yang mengikuti ujian rata-rata antara 14-17 tahun. Mereka terbelit dengan berbagai kasus dan sebagian besar sudah lama menjadi warga binaan di lapas anak di Blitar.
"Mereka ini didominasi kasus narkoba, ada juga yang melakukan tindak kriminal umum," kata Andik.
Kegiatan ujian itu berlangsung selama tiga hari, dengan mata ujian Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA, serta dilaksanakan di salah satu ruang LPKA Kota Blitar. Saat ujian berlangsung, anak binaan tersebut juga mengenakan seragam sekolah, yakni celana berwarna merah dan baju bagian atas berwarna putih untuk yang siswa SD.
Selain USBN, juga terdapat satu anak binaan yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP, dengan cara bergabung di sekolah lain.
"Anak binaan yang mengikuti UNBK SMP bergabung di MTs Alfalah, Jeblok. Nanti ujiannya pada sesi kedua, hanya ada satu anak," ujarnya.
Di Kota Blitar, terdapat 4.049 siswa yang melaksanakan UNBK tingkat SMP. Para siswa itu berasal dari 24 SMP negeri dan swasta di Kota Blitar.
Dari 24 lembaga, diketahui sebanyak 19 lembaga melaksanakan UNBK secara mandiri di masing-masing sekolahnya, sementara lima lembaga UNBK dengan menumpang ke sekolah lain.