Tulungagung (Antaranews Jatim) - Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memeriksa lima aparatur sipil negara (ASN) karena diduga terlibat aksi dukung-mendukung salah satu pasangan calon yang berkontestasi di pilkada setempat.

Dua pejabat berinisial GN dan P telah diperiksa lebih dulu pada Selasa (17/4) dan dua ASN lain yakni JT dan W diperiksa Rabu pagi.

"Satu ASN lagi berinisial S belum bisa hadir karena masih tugas luar kota. Beliau menjanjikan datang ke panwaslu besok (Kamis, 19/4)," kata Koordinator Bidang Pencegahan dan Hubungan Antarlembaga Panwas Pilkada Tulungagung Mustofa.

Menurut keterangan Mustofa, langkah pemeriksaan terhadap kelima ASN tersebut merupakan hasil temuan langsung panwas pilkada di media sosial.

Kelima PNS eselon III dan IV tersebut disinyalir panwas pilkada tidak netral, lantaran foto-foto mereka dengan gesture yang diindikasi merujuk dukungan ataupun foto bersama salah satu pasangan calon yang beredar dan viral di medsos, khususnya di linimasa facebook.

"Kami undang ASN, yang melakukan gesture atau pose. Dalam hal ini klarifikasi untuk tindak lanjut ke tahap selanjutnya," kata Ketua Panwas Pilkada Tulungagung Endro Sunarko.
Baca juga: Panwas Tulungagung Investigasi Politik Uang Margiono
Baca juga: Parah ! Panwas Tulungagung Tolak Pengaduan Warga
Baca juga: Panwas Tulungagung Nilai Bukan Politik Uang
Dia berargumentasi pose yang dilakukan para ASN terperiksa mengindikasikan kecondongan atau identik dengan salah satu pasangan calon.

Tetapi tuduhan itu segera dibantah oleh JT, salah satu pejabat lingkup Pemkab Tulungagung yang ikut diperiksa panwas pilkada.

Dia berdalih fotonya berswafoto dengan Cabup Syahri Mulyo dilakukan saat petahana itu masih aktif berdinas sebagai bupati, sebulan sebelum cuti pasca ditetapkan sebagai calon bupati dan mendapat nomor urut dari KPU pada 12-13 Februari 2018.

"Itu foto lama saat saya mengantar pak Syahri `nyekar` (berziarah) ke Makam Bung Karno. Fotonya di rumah makan lalu foto bareng. Foto lama itu yang kemudian diunggah entah oleh siapa lalu viral dan dikesankan itu foto baru. Seolah saya ikut berkampanye. Padahal tidak," katanya membantah.

JT dan W bersikukuh dirinya tetap netral. Selain foto lama, gesture dalam foto tidak berkonotasi pada calon manapun, baik di tingkat Pilbup maupun Pilgub Jatim.

Ketua Tim Pemenangan Syahri Mulyo - Maryoto Bhirowo (Sahto), Sumarsono membantah pihaknya melibatkan jaringan ASN dalam setiap kegiatan kampanye.

Dia menegaskan, Sahto menghormati hak dan kewajiban setiap ASN untuk netral dalam pilkada. Kalaupun ada masalah, Sumarsono menyatakan itu masalah personal dan tidak terkait tim pemenangan.

"Kami menghormati langkah panwas, selama mereka istiqomah dan berimbang dalam menjalankan tugas," katanya.

Senada dengan Sumarsono, tim pemenangan Sahto lain, Kristiono Joni mendesak panwas pilkada objektif dalam menjalankan fungsinya. Tidak berat sebelah.

"Kalaupun benar, jangan hanya ASN pro-Sahto yang diperiksa. Tapi juga ASN-ASN yang selama ini diketahui pro-MG (Cabup Margiono) juga diusut. Selidiki mereka, banyak bukti ketidaknetralan mereka. Nanti akan kita tunjukkan," kata Joni mengaku timnya memegang bukti.

Dua ASN pro-MG dimaksud Joni diinisial M dan I. Keduanya merupakan pejabat golongan eselon III.

Desakan agar Panwas Pilkada Tulungagung netral ini disambut baik oleh Mustofa maupun Endro Sunarko.

"Kami tentu terbuka jika ada warga yang memberikan informasi apapun terkait dugaan pelanggaran pilkada. Termasuk yang berkaitan dengan netralitas ASN di masing-masing kubu. Semua pasti akan kami tindaklanjuti," kata Mustofa. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018