Surabaya (Antaranews Jatim) - Pasangan calon nomor urut 1 di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur (Pilkada Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak mendorong inovasi teknologi pertanian yang berdaya saing, khususnya di dalam negeri
Siaran pers yang diterima dari Tim Pemenangan Khofifah-Emil di Surabaya, Selasa, menyebutkan Emil Elestianto Dardak menyempatkan berkunjung ke produsen dan distributor alat-alat pertanian PT Mitra Maharta di Dolopo, Madiun, Jawa Timur.
Dalam kunjungan yang didampingi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu, Bupati Trenggalek nonaktif ini menyaksikan produk-produk pertanian PT Mitra Maharta salah satunya kalah bersaing dengan alat cangkul produk negeri Cina.
Emil merasa miris karena harga jual cangkul asal China jauh lebih murah namun kualitasnya bersaing. Terlebih, di balik harga jual cangkul asal China yang murah tersebut, gaji pekerja yang membuatnya justru mendapat proteksi dari negeri setempat, dengan upah minimum sekitar Rp9 juta per bulan, yang tentunya jauh dari upah minimum pekerja di Indonesia.
"Pemerintah sudah selayaknya mengutamakan keberpihakan kepada produsen alat pertanian dalam negeri dengan memberi kebijakan proteksi seperti yang dilakukan negeri China. Proteksi ini agar produksi alat pertanian yang dikerjakan oleh anak - anak bangsa bisa bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya.
Emil meyakini, inovasi di bidang teknologi pertanian di berbagai daerah, khususnya wilayah Jawa Timur, potensinya masih cukup besar untuk dapat lebih dikembangkan.
"Khususnya di Jawa Timur, saya harap bisa menjadi sentra mesin-mesin alat pertanian. Untuk itu, perlu skema yang dapat menggiatkan produksi inovasi teknologi pertanian dan rintisan dalam negeri, terutama di Jawa Timur, agar berdaya saing," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Siaran pers yang diterima dari Tim Pemenangan Khofifah-Emil di Surabaya, Selasa, menyebutkan Emil Elestianto Dardak menyempatkan berkunjung ke produsen dan distributor alat-alat pertanian PT Mitra Maharta di Dolopo, Madiun, Jawa Timur.
Dalam kunjungan yang didampingi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu, Bupati Trenggalek nonaktif ini menyaksikan produk-produk pertanian PT Mitra Maharta salah satunya kalah bersaing dengan alat cangkul produk negeri Cina.
Emil merasa miris karena harga jual cangkul asal China jauh lebih murah namun kualitasnya bersaing. Terlebih, di balik harga jual cangkul asal China yang murah tersebut, gaji pekerja yang membuatnya justru mendapat proteksi dari negeri setempat, dengan upah minimum sekitar Rp9 juta per bulan, yang tentunya jauh dari upah minimum pekerja di Indonesia.
"Pemerintah sudah selayaknya mengutamakan keberpihakan kepada produsen alat pertanian dalam negeri dengan memberi kebijakan proteksi seperti yang dilakukan negeri China. Proteksi ini agar produksi alat pertanian yang dikerjakan oleh anak - anak bangsa bisa bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya.
Emil meyakini, inovasi di bidang teknologi pertanian di berbagai daerah, khususnya wilayah Jawa Timur, potensinya masih cukup besar untuk dapat lebih dikembangkan.
"Khususnya di Jawa Timur, saya harap bisa menjadi sentra mesin-mesin alat pertanian. Untuk itu, perlu skema yang dapat menggiatkan produksi inovasi teknologi pertanian dan rintisan dalam negeri, terutama di Jawa Timur, agar berdaya saing," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018