Ngawi (Antara Jatim) - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bernama Indah Sumarsini (34) dikabarkan meninggal dunia di tempatnya bekerja di Selangor Malaysia.
Kakak ipar korban, Suyadi, mengatakan kabar kematian Indah membuat kaget keluarganya di kampung halaman di Desa Gentong Lor, Kecamaan Paron, Ngawi, terlebih kematian tenaga migran tersebut masih belum jelas penyebabnya.
"Kemarin ada anggota polisi dari Polsek Paron yang datang ke rumah memberitahu kabar itu," ujar Suyadi kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, dari pemberitahuan tersebut, ia dan istrinya yang merupakan kakak kandung korban diminta datang ke kantor Polsek Paron. Setibanya di mapolsek, disodori beberapa berkas dan fotokopi KTP milik adik istrinya itu. Suyadi diminta untuk memastikan apakah foto di KTP tersebut betul saudaranya yang bekerja sebagai TKI di Malaysia.
"Jika melihat wajahnya, betul Indah dan kebetulan Indah juga sama bekerja di Malaysia," kata Suyadi lebih lanjut.
Meski memiliki identitas dan wajah yang sama, polisi memintanya untuk besabar menunggu informasi yang lebih jelas dari pihak terkait. Sebab, pihak kepolisian juga belum dapat memastikan apakah betul yang dikabarkan meninggal itu adalah Indah saudaranya.
"Kami diminta untuk bersabar menunggu kabar kepastian. Nantinya jika ada kabar terbaru, akan segera disampaikan," kata dia.
Kakak korban, Supatmi yang mendengar kabar kematian Indah dari suaminya langsung kaget. Ia tidak percaya karena mengaku sempat berkomunikasi dengan adiknya itu sebanyak tiga kali melalui telepon sebelum lebaran. "Lama tidak diketahui kabarnya. Tiba-tiba sebulan sebelum Ramadhan ia menghubungi keluarga di Ngawi," kata Supatmi.
Kontak kedua dilakukan seminggu saat memasuki bulan puasa dan ketiga adalah seminggu sebelum Lebaran. Pada saat kontak terakhir tersebut, adiknya itu memberitahukan jika akan pulang usai Lebaran.
Dalam kontak terakhir itu disampaikan bahwa korban meminta Supatmi kakaknya untuk mengirimkan fotokopi KTP dan KK guna mengurus persyaratan kembali pulang ke kampung halaman. Pengiriman kartu identitas tersebut dilakukan kartu identitas dirinya hilang bersamaan dengan dompetnya.
"Namun, setelah berkas dikirimkan, keluarga sudah tidak mendapatkan kabar lagi, sampai tiba-tiba akhirnya ada kabar meninggal ini," kata Supatmi.
Sesuai informasi, anak bungsu dari Almarhum Kasdu dan Almarhumah Yatini itu sudah bekeja menjadi TKI di Malaysia sejak 8 tahun lalu. Korban diajak kerabatnya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Supatmi dan keluarganya berharap segera ada kejelasan nasib tentang adiknya. Jika memang meninggal dunia, mereka ingin segera jasadnya dipulangkan ke kampung halaman untuk dimakamkan.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Ngawi Sunarto, menyatakan, sudah menerima informasi terkait keberadaan TKI yang meninggal dunia di Selangor.
"Kami masih menelusuri kabar ini terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Unit Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UP3TKI) Surabaya," kata Sunarto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016