Surabaya (Antara Jatim) - Hawa dingin menusuk tulang di kawasan ini sudah biasa dirasa masyarakat setempat, namun bagi pendatang seperti wisatawan, dinginya udara membuat mereka berinisiatif mencari penghangat tubuh, salah satunya makanan. Penduduk pun menyadari akan kebutuhan pendatang ini, sehingga mereka membuka sejumlah warung berderet mengelilingi kawasan wisata yang disebut Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Salah satu menu yang menjadi andalan di setiap titik warung di sini adalah Ketan Bakar dengan paduan minuman penghangat yang disebut bandrek atau bajigur, yakni sejenis minuman yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe. Seorang pengunjung, Laily Widya mengaku menikmati ketan bakar di kawasan yang dingin seperti Tangkuban Perahu menjadi salah satu solusi terbaik. Ia mengatakan sajian ketan bakar bisa daerah dingin bisa menghangatkan tulang sekaligus menikmati pemandangan alamiah wisata Tangkuban Perahu. Sementara itu, komposisi ketan yang ditawarkan di sini pun sederhana, yakni ketan putih dan ketan hitam dengan bentuk kotak persegi, kemudian dibakar seperti layaknya membakar jagung. Usai dibakar, ketan isajikan kepada pemesan dalam keadaan panas dan terlihat bekas bakaran di atas permukaan ketan. Dengan sedikit tambahan sambal dan bumbu serundeng (kelapa goreng) dalam setiap penyajian, membuat lidah ingin segera menikmati sajian ini sampai habis. "Nikmatnya ketan bakar di sini bisa langsung menghangatkan tulang, sekaligus menikmati pemandangan alamiah wisata Tangkuban Perahu. Dan ketan di sini cukup untuk mengenyangkan perut," ucap salah satu pengunjung yang menikmati sajian itu sambil nongkrong di sisi warung. Menurut salah satu pedagang, Kang Drajat, sajian ketan bakar di lokasi wisata Tangkuban Perahu bukanlah sajian khas masyarakat setempat, namun minat wisatawan terhadap makanan ini juga cukup banyak. "Yang menjadi khas di wilayah ini adalah minumannya, yakni Bandrek dan Bajigur. Kalau terkait makanan cukup banyak, sebab kita juga menjual sosis bakar, jagung bakar, roti bakar serta ketan bakar," katanya. Terkait harga setiap porsi ketan bakar, Kang Drajat mengaku tidak mahal, yakni hanya Rp5.000 di setiap sajian dengan porsi dua ketan bakar hitam dan putih. "Kami menawarkan kepada wisatawan dengan harga standar dan tidak mahal, sehingga sebagian besar mereka cukup menyukai," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015