Sumenep (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, mendata warga setempat yang berada di Yaman, baik yang bekerja maupun berstatus mahasiswa.
"Kalau data atau jumlah pastinya, kami memang belum tahu. Kami akan meminta pihak terkait (Bakesbangpollinmas) untuk secepatnya melakukan pendataan," ujar Wakil Bupati Sumenep, Sungkono Sidik di Sumenep, Senin.
Sesuai informasi yang diterimanya, kata dia, terdapat warga Sumenep berstatus mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yaman.
"Kami memang agak kesulitan untuk mendata warga Sumenep yang berada di Yaman, baik yang berstatus pekerja maupun mahasiswa," ucapnya.
Ia menjelaskan, warga yang akan ke luar negeri, termasuk untuk kuliah, memang tidak perlu pamit secara khusus atau mengajukan pemberitahuan lebih dulu ke pemerintah daerah.
"Kondisi tersebut yang membuat kami di pemerintah daerah agak kesulitan untuk mengetahui jumlah warga yang berada di luar negeri," kata Sungkono, menerangkan.
Pada Sabtu (4/4), Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menyatakan, sekitar 400-500 warga setempat yang menempuh pendidikan di Yaman.
Mereka kuliah di Yaman atas biaya sendiri dan sebagian mendapatkan program beasiswa dari berbagai lembaga.
Wakil Gubernur Jawa Timur yang akrab disapa Gus Ipul itu juga menyadari konflik di Yaman membuat orangtua mahasiswa tidak tenang.
Ia meminta mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan di Yaman mengikuti permintaan Pemerintah RI untuk proses evakuasi yang sedang ditangani oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.
Saat ini, Pemerintah RI dan TNI merancang proses dan strategi evakuasi warga Indonesia yang terjebak di daerah konflik di Yaman.
TNI telah mengirimkan pesawat Boeing 737-400 yang mengangkut 16 kru, termasuk anggota Korps Pasukan Khas, pasukan elite TNI Angkatan Udara.
Pesawat itu digunakan untuk mengangkut WNI keluar dari daerah konflik dan akan dibawa ke Indonesia dengan pesawat komersial.
Selain udara, evakuasi juga direncanakan memanfaatkan jalur laut, utamanya bagi warga Indonesia yang berada di wilayah Aden.
Keselamatan sekitar 1.860 warga Indonesia terancam setelah terjadi konflik bersenjata di Yaman, antara pasukan pemberontak Syiah Houthi dan pasukan koalisi negara Arab yang dipimpin Arab Saudi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015