Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengevaluasi perbedaan data penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari hasil laporan kader dengan tim dari Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) Kota Kediri.
"Ada perbedaan jumlah data antara pelaporan dari kader dengan SPPG. Berdasarkan data terkini, jumlah sasaran yang terlayani versi kader adalah 2.830, sedangkan versi SPPG tercatat 3.340. Terdapat selisih atau deviasi sekitar 510 sasaran yang harus segera diselesaikan,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Muh. Fajri Mubasysyir di Kediri, Sabtu.
Pihaknya telah mengadakan workshop aplikasi data sasaran 3B (bumil, busui, dan balita non-PAUD). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, yang merupakan program prioritas Presiden RI dan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Program MBG yang dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional menargetkan penerima manfaat dari berbagai kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
Walikota Kota Kediri telah menerbitkan SK Nomor:100.3.3.3/216/419.033/2025 tentang Satgas Percepatan Penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai bentuk dukungan penuh program MGB tersebut.
“Berdasarkan SK tersebut, workhshop untuk mengantisipasi data sasaran 3B yang sangat dinamis, distribusi MBG yang efisien dan efektif serta persebaran dapur SPPG yang sesuai lokasi,” kata Fajri.
Dalam kegiatan tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri juga kolaborasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri.
Workshop tersebut diselenggarakan sebagai langkah konkret dalam menuntaskan deviasi data tersebut melalui pemanfaatan aplikasi pencatatan data sasaran 3B.
Aplikasi ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi, akurasi data dan efektivitas distribusi program MBG di lapangan.
Selain persoalan data, Pemerintah Kota Kediri juga menaruh perhatian serius mengenai kasus keracunan yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa waktu terakhir. Oleh sebab itu, Fajri menuturkan standar izin sanitasi dan kelayakan makanan menjadi fokus penting dalam pelaksanaan MBG.
“Sekali waktu kami akan jadwalkan turun ke lapangan guna mengoreksi yang belum tepat, meningkatkan apa yang sudah baik agar pelayanan MBG di Kota Kediri dapat berjalan efektif, efisien, tepat sasaran serta semua sehat dan selamat,” ungkapnya.
Fajri berharap dengan kegiatan tersebut peserta dapat memahami dan mengaplikasikan pencatatan data dengan akurat dan tepat waktu.
"Serap ilmunya dengan baik dan mari kita sukseskan Program MBG untuk masa depan generasi yang lebih sehat dan kuat," kata Fajri.
