KSAL: Keamanan Maritim Diperketat
Selasa, 13 November 2012 19:17 WIB
Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan keamanan maritim terus diperketat mengingat estimasi ancaman semakin meningkat, bahkan kawasan Asia Pasifik sedang menjadi fokus perhatian dunia, khususnya terkait perlindungan jalur komunikasi dan perdagangan laut.
"Sebagai antisipasinya, kami akan melakukan pengerahan kekuatan militer hingga jauh di luar teritorial untuk mengamankan jalur perekonomian dan armadanya," kata Soeparno saat membuka Seminar Maritime Security 2012 di Jakarta, Selasa.
Seminar bertemakan "Membangun Kesadaran Keamanan Maritim Berlandaskan Kepentingan Nasional Guna Menciptakan Keamanan Nasional yang Terintegrasi dalam rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional".
Indonesian National Shipowners Association (INSA) mendata, perompakan kapak di kawasan Asia meningkat pada 2010 sebanyak 164 kasus, sementara 2009 sebanyak 102 kasus.
Peningkatan perompakan di Asia Tenggara menjadi yang tertinggi dengan jumlah 72 perompakan pada 2009, sementara pada 2010 meningkat menjadi 119 perompakan.
Sementara di Asia Selatan pada 2009 sebanyak 29 kasus, namun pada 2010 meningkat menjadi 44 kasus.
Sebagian besar wilayah maritim Asia Tenggara merupakan wilayah kedaulatan Indonesia. "Ini merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk memosisikan diri sebagai pengendali berbagai aktivitas kemaritiman di kawasan ini," katanya.
Indonesia juga akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menanggulangi persoalan keamanan maritim di masa mendatang.
"Kami akan merumuskan kerja sama strategis seluruh komponen maritim dalam menghadapi identifikasi tantangan keamanan maritim di masa depan," jelas Soeparno.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan peristiwa pembajakan tidak hanya terjadi di kawasan Asia, melainkan di Teluk Eden, Samudera Hindia.
"Peristiwa pembajakan lebih banyak lagi. Total ada 406 kasus pembajakan yang terjadi pada 2009, sementara pada 2010, meningkat menjadi 445 kasus," ujarnya.
INSA juga mencatat Selat Malaka dan perairan Riau merupakan perairan paling rawan perompakan di Asia Tenggara. Di dua kawasan itu juga penyelundupan kerap terjadi. Tingkat kerawanannya bahkan hampir menyamai perompakan di Teluk Eden, Teluk Somalia, Nigeria, dan Tanzania di benua Afrika. (*)