Surabaya (ANTARA) - Pemkot Kota Surabaya meraih pengakuan Top 50 Bloomberg Mayors Challenge 2025 yang digagas oleh Bloomberg Philanthropies atas keseriusan dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah popok bayi dan pembalut sekali pakai.
Pencapaian ini dirayakan dalam acara Executive Stakeholders Gathering dalam Rangka Bloomberg Mayors Challenge 2025 sekaligus presentasi final proyek prototipe inovatif yang digelar di Graha Sawunggaling, Senin.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan latar belakang utama inovasi ini adalah kondisi darurat pencemaran Sungai Brantas dengan salah satu jenis sampah yang mendominasi adalah pembalut wanita dan popok bayi.
"Acara hari ini merupakan ajakan untuk mengurangi penggunaan bahan yang tidak dapat didaur ulang," kata Eri Cahyadi.
Ia mengemukakan sampah yang tidak dapat terurai dan cenderung dibuang ke sungai ini bukan hanya mengancam ekosistem, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas air baku PDAM.
“Karena itu, saya berharap produsen produk-produk tersebut dapat menciptakan bahan yang sepenuhnya dapat didaur ulang. Kita harus mencegah pencemaran lingkungan Surabaya, karena pencemaran di Sungai Brantas akan berdampak langsung pada kualitas air PDAM,” kata dia.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya berkolaborasi dengan Bumbi, yakni sebuah gerakan sosial dan produsen popok bayi serta pembalut kain ramah lingkungan, meluncurkan program sosialisasi masif untuk mendorong penggunaan produk kain yang dapat dipakai berulang sebagai alternatif produk sekali pakai.
"Fokus utama kami adalah mengubah pola pikir atau mindset masyarakat, khususnya para ibu, agar beralih dari produk sekali pakai menjadi produk yang dapat didaur ulang," ujar dia.
Founder and CEO Bumbi Celia Siura menyampaikan optimisme dan rasa bangga atas pengakuan global yang diraih.
"Surabaya dengan bangga terpilih sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang berhasil masuk dalam Top 50 Bloomberg Mayors Challenge. Kompetisi global ini diikuti oleh 630 kota dari seluruh dunia," ujar Celia.
Ia mengatakan, Kota Surabaya sempat menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan terkait limbah popok di sungai.
"Namun, dari tantangan besar inilah lahir inovasi kita yang kini diakui dunia. Pencapaian ini membuktikan bahwa inovasi yang kita ajukan, yaitu solusi nyata untuk mengatasi masalah limbah popok, mampu memberikan dampak positif dan signifikan secara global," katanya.
