Surabaya (ANTARA) - Program SMA Double Track (DT) Jawa Timur mencatatkan Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas pembentukan 1.600 kelompok usaha siswa (KUS) dari 144 SMA yang melibatkan 9.600 pelajar.
“Hal ini terbukti dengan beberapa busana karya siswa SMA DT yang terjual di Hong Kong dan pasar internasional,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menerima penghargaan dalam ajang Millennial Entrepreneur Award (MEA) 2025 di Surabaya, Rabu.
Khofifah mengapresiasi keberhasilan program hasil kerja sama Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut karena dinilai berhasil menyiapkan generasi muda mandiri dan berdaya saing global.
Ia menilai, pendekatan program yang menghubungkan siswa dengan dunia industri membuat hasil karya mereka mampu menembus pasar internasional.
“Dunia akan terus berubah. Anak-anak kita harus tangguh menghadapi perubahan. Hari ini desain bisa sesuai pasar, tetapi ke depan bisa berubah. Karena itu, kalian harus berani berinovasi,” tuturnya.
Program Double Track ditujukan bagi siswa SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan data Dindik Jatim, sekitar 62 persen lulusan SMA DT telah memiliki keterampilan dan usaha mandiri.
Khofifah menekankan agar kompetisi seperti MEA bukan menjadi akhir perjalanan, melainkan langkah awal menuju kemandirian.
“Perubahan tidak pernah berhenti dan kita pun tak boleh berhenti berubah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai menjelaskan MEA bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi juga bentuk apresiasi dan motivasi nyata bagi siswa serta alumni yang sudah berwirausaha.
“Sekolah kini terkoneksi langsung dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Ada yang membuka jasa tata rias, kuliner, hingga multimedia. Rata-rata omzet mereka mencapai Rp5–RP7 juta per bulan,” ujarnya.
Aries menyebut akumulasi omzet dari seluruh kompetensi Double Track di 144 sekolah sejak Januari hingga Agustus 2025 mencapai Rp4,7 miliar, yang menunjukkan besarnya potensi wirausaha di kalangan pelajar.
Rektor ITS Prof Bambang Pramujati menilai tidak semua siswa akan melanjutkan pendidikan tinggi, sehingga perlu dibekali keterampilan praktis untuk mandiri.
“ITS bangga menjadi bagian dari upaya membangun generasi muda yang terampil dan berdaya saing tinggi,” ujar Bambang.
MEA 2025 menghadirkan sembilan kategori lomba kewirausahaan, mulai dari Perencanaan dan Pengembangan Usaha Siswa, Inovasi Media Pelatihan, Promosi Produk, hingga Pembuatan Produk Unggulan.
Para peserta KUS menampilkan karya dalam bentuk video kreatif yang menonjolkan inovasi, keberlanjutan, dan dampak sosial.
