Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di halaman kantor pemkab setempat.
Kegiatan yang diikuti ratusan personel gabungan itu digelar untuk mengantisipasi potensi bencana pada musim hujan.
Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo menyebut apel tersebut sebagai simbol kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Apel ini merupakan bentuk kesiapan kita dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi di tahun ini," ujarnya.
Menurut data Pemkab, sepanjang 2025 telah terjadi tujuh kali longsor, tujuh kejadian angin kencang, dan belasan kali banjir di sejumlah wilayah.
Dua kecamatan, yakni Pagerwojo dan Sendang, menjadi kawasan paling rawan longsor, sementara beberapa titik lain kerap dilanda angin puting beliung serta banjir.
Pemkab Tulungagung telah menginstruksikan seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan peringatan dini dari BMKG dan BNPB serta memastikan kesiapan sarana tanggap darurat.
Sebagai dukungan anggaran, pemerintah daerah menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp3 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Robinson Pasaroan Nadeak menegaskan kegiatan tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan langkah preventif dan wujud gotong royong warga.
"Kesiapsiagaan penting untuk melindungi jiwa, meminimalkan kerusakan, serta mempercepat tanggap darurat dan pemulihan," kata Robinson.
Ia menambahkan, penguatan mitigasi, pemetaan wilayah rawan, kesiapan personel SAR, serta koordinasi tiga pilar—Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perangkat desa—menjadi fokus utama menghadapi musim penghujan tahun ini.
