Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar memprioritaskan pengecekan kondisi bangunan pesantren-pesantren yang sudah sangat tua dan rawan lapuk, menyusul tragedi ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Saya dengan Pak Menteri Agama dan juga berbagai kementerian akan terus melakukan kerja-kerja bersama mengatasi berbagai hal menyangkut penyelamatan pesantren dengan usia sangat tua di atas 100 tahun dan bangunan-bangunan yang rawan," kata Menko Muhaimin Iskandar di Jakarta, Selasa, usai menggelar pertemuan dengan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Pengecekan ini merupakan langkah awal untuk mengaudit dan merehabilitasi bangunan pesantren yang sudah sangat tua dan rawan lapuk.
Menko Muhaimin Iskandar menjelaskan tujuan utama langkah tersebut untuk memastikan keselamatan para santri.
Upaya ini menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto yang tidak ingin kembali ada korban jiwa akibat robohnya gedung pondok pesantren.
Menko Muhaimin Iskandar menambahkan seluruh mekanisme sedang disiapkan untuk memastikan bangunan pesantren memenuhi standar kelayakan.
"Kita akan evaluasi dan akan kita mulai dari pesantren yang paling tua dan yang paling rawan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Menko Muhaimin Iskandar.
Sebelumnya, bangunan mushala di lantai tiga Ponpes Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) di tengah renovasi. Saat kejadian ratusan santri sedang melaksanakan shalat berjamaah dan terjebak di bawah puing-puing.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh jenazah korban reruntuhan telah ditemukan oleh tim SAR gabungan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan mengatakan total ada sebanyak 63 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.
