Madiun (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah menyerap hasil panen tomat petani yang melimpah sebagai upaya menstabilkan harga komoditas tersebut yang anjlok di Jawa Timur.
"Saya minta tolong Bupati dan Wali Kota di Jatim ikut serap tomat di masing-masing daerah maka harganya akan segera netral kembali," ujar Gubernur Khofifah saat panen tomat di Desa Kandangan Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat.
Menurut dia, tomat hasil serapan itu nantinya bisa dibagikan ke anak-anak di sekolah-sekolah sebagai asupan gizi dan vitamin, utamanya bagi anak PAUD, TK maupun SD.
"Tomat yang telah diserap, menurut saya sederhana dikasih saja ke TK-TK, ke PAUD, ini bisa jadi jus tomat yang menyehatkan," kata Khofifah.
Ia menjelaskan harga tomat yang anjlok hingga mencapai Rp2.000 per kilogram di tingkat petani telah membuat petani rugi dan deflasi di wilayah Jawa Timur.
"Satu yang menyebabkan deflasi di 14 kabupaten/kota di Jatim itu adalah tomat. Saat ini tomat di Jatim over supply. Untuk itu, saya minta bupati/wali kota ikut menyerap hasil panen tomat di masing-masing daerahnya. Kalau dulu ada over supply cabai, saya juga minta mereka serap cabai. Sekarang saatnya ikut menyerap tomat agar harga kembali normal," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jatim mengalami deflasi bulanan (m-to-m) 0,10 persen pada Agustus 2025. Dari 14 kabupaten/kota yang mengalami deflasi, tomat tercatat sebagai penyumbang utama akibat harga di tingkat petani anjlok hingga Rp2.000 per kilogram karena stok petani yang melimpah. Sementara, daya beli pasar tidak berubah.
"Langkah ini sama seperti yang kami lakukan saat over supply bawang merah di Nganjuk dan harga beras anjlok di Bojonegoro dan Lamongan. Barang harus kita serap agar harga kembali netral," katanya.
Dalam penyerapan hasil panen tomat di wilayah Kare tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membeli tomat dari petani seharga Rp4.000 per kilogram. Hasil serapan itu nantinya akan dibagikan ke sekolah-sekolah sebagai tambahan asupan vitamin untuk anak-anak PAUD, TK dan SD.
"Sekarang kasusnya tomat. Dari hasil identifikasi, tomat di wilayah Kare hari ini yang siap dipanen mencapai sekitar 1,3 ton. Kalau di lahan harga Rp2.000 per kilogram, saya serap Rp4.000 per kilogram, malah langkah sederhana ini akan mendorong penetrasi harga dan memberi semangat bagi petani," tegas Khofifah.
Salah satu penggerak petani andal di Desa Kare, Kabupaten Madiun, Suyatno mengaku para petani sangat merasakan dampak jatuhnya harga tomat dalam dua bulan terakhir.
"Bulan Juni harga tomat masih Rp5.000 per kilogram, tapi Agustus turun drastis jadi Rp2.000 per kilogram. Ini terjadi karena banyak petani menanam secara bersamaan sehingga panennya juga serentak. Tomat melimpah, tapi daya serap pasar terbatas, akhirnya harga jatuh dan kami petani yang merasakan beratnya," kata Suyatno.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Khofifah yang turun langsung menyerap tomat sekaligus mengajak kepala daerah melakukan langkah serupa.
"Kami para petani merasa sangat terbantu dengan upaya Ibu Gubernur. Dengan adanya penyerapan ini, kami berharap harga bisa lebih stabil. Apalagi kalau bupati dan walikota ikut bergerak, kami yakin harga akan lebih cepat normal. Terima kasih kepada Ibu Khofifah yang selalu memikirkan nasib para petani," katanya.
