Bojonegoro - Satu lagi kue ringan produk Bojonegoro yaitu "egg roll" yang mulai diminati masyarakat dan mampu bersaing dengan saudara tertuanya "ledre" yang sudah kesohor cukup lama dengan pemasaran yang sudah mampu merambah seluruh Indonesia. Meski sama-sama memiliki postur tubuh yang hampir mirip dengan kue gapit baik "ledre" maupun "egg roll" memiliki sejarah kelahiran yang berbeda. Ledre dilahirkan dan dibesarkan di sejumlah desa di Kecamatan Padangan, Bojonegoro yang lokasinya berdekatan dengan Cepu, Blora, Jawa Tengah. Namun, kue "egg roll" lahir di Cepu dan kemudian dikembangkan seorang warga Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, yang juga anggota Kodim 0813 Bojonegoro, Utomo. "Awalnya saya hanya menjual kue egg roll produk Cepu, tapi karena laris akhirnya membuat sendiri di sini," kata Wisning, istri Utomo di kediamannya. Sebagaimana diungkapkan Mbak Ning, begitu dia biasa dipanggil, penjualan kue egg roll dengan mengambil produk Cepu, Jateng, mulai dilakukan sekitar 2,5 tahun lalu. Penjualan produk egg roll Cepu di Bojonegoro, menurut dia, cukup laris dan hanya bertahan sekitar dua bulan, sebab setelah itu dia memproduksi sendiri, tidak mengambil produk Cepu. "Saya bisa membuat kue egg roll karena masuk dalam kelompok pembuat egg roll Cepu," ucapnya, mengungkapkan. Karena masuk kelompok pembuat kue di Cepu ia mengaku sejak awal sampai saat ini masih harus membayar iuran Rp100 ribu/bulan, karena masuk ikut memproduksi kue itu. Meski demikian, Mbak Ning berinisiatif memberi label kuenya produk Bojonegoro, yang semula produk Cepu, Jateng, setelah mendaftarkan produk egg roll itu ke Dinas Kesehatan, pada Februari lalu."Pembeli banyak yang protes meminta labelnya produk Bojonegoro dengan alasan pembuatannya di sini," paparnya, memberikan alasan. Di Bojonegoro, ia mempekerjakan lima tenaga kerja pembuat egg roll dan dua pekerja yang bertugas membungkus sebelum di pasarkan. Ia menjelaskan mampu memproduksi kue egg roll 20-30 kilogram/hari yang setiap kilogramnya bisa menghasilkan 4-5 bungkus yang masing-masing bungkus berisi 42 kue yang ukuran panjangnya 15 centimeter. Mengenai teknis pembuatannya, lanjutnya, kue egg roll yang bahan dasarnya terigu, telur, gula dan margarine, dengan peralatan cetakan gapit, namun kue ledre memanfaatkan wajan besi. Hanya saja, lanjutnya, kue egg roll yang dipasarkan itu, ada beberapa macam rasa mulai rasa waluh, coklat, ketela unggu, strobery, pandan dan kacang hijau."Yang paling disukai pembeli rasa waluh dan ketela unggu," jelasnya. Ia menjual kue egg roll per bungkus Rp12.500 dengan isi 40 kue egg roll dan di sejumlah toko di daerah setempat harganya bisa mencapai Rp15 ribu/bungkus."Saya hanya menjual di rumah, tapi sebagian lainnya saya titipkan di sejumlah pertokoan," tukasnya, menambahkan. Meski hanya memasarkan di rumah, katanya pemasaran kue egg roll sudah mampu menembus pembeli dari luar kota seperti Jakarta, Surabaya yang dibawa warga setempat sebagai oleh-oleh khas Bojonegoro. (blok_cepu2007@yahoo.co.id/Slamet Agus Sudarmojo).(*)
Manisnya Kue "Egg Roll" Bojonegoro
Jumat, 19 Oktober 2012 8:27 WIB