Polisi Selidiki Temuan Mayat Wanita Tewas Membusuk
Sabtu, 29 September 2012 19:47 WIB
Trenggalek - Aparat Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur menyelidiki sebab-sebab kematian wanita paruh baya yang ditemukan tewas membusuk di puncak Gunung Orak-arik, salah satu kawasan terpencil yang lokasinya jauh dari pemukiman penduduk, Sabtu.
"Semuanya masih diselidiki, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," ujar Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Supriyanto.
Untuk memastikan, jenazah korban yang diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun tersebut kemudian di bawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Soedomo, Trenggalek untuk menjalani serangkaian otopsi.
Namun proses pemeriksaan atau otopsi dimaksud sempat terkendala karena kondisi mayat sudah rusak. Selain tengkorak kepala telah terpisah dari tubuh bagian bawa, sebagian besar kulit jenazah wanita tak dikenal itu juga hampir semuanya mengelupas.
Akibatnya, identifikasi tidak bisa maksimal karena daging dan organ dalam jenazah juga rusak. "Secara umum kami dan tim medis belum menemukan adanya unsur kekerasan ataupun tanda-tanda pembunuhan," katanya.
Penemuan tengkorak dan potongan tubuh manusia yang sudah dalam kondisi rusak di puncak Gunung Orak-arik, Sabtu pagi, sempat membuat warga di Desa Wonoanti dan Wonocoyo, Kecamatan Gandusari gempar.
Rumor bahwa wanita yang belum diketahui identitasnya itu adalah korban pembunuhan mencuat karena lokasi penemuan dikenal jarang dilalui orang, kecuali oknum-oknum pasangan bukan suami-istri untuk sekedar pacaran/kencan di alam bebas.
Mayat kali pertama ditemukan Mulyono, penggiat Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Trenggalek. Saat itu, ia sedang melakukan perbaikan "refilter" atau peralatan ORARI yang ada di puncak Gunung Orak-arik.
"Saat sedang bersih-bersih di sekitar peralatan ORARI itu, kami mencium bau tak sedap. Setelah kami cari asal bau tak sedap itu, kami menemukan ada tengkorak manusia dan potongan tubuh lainnya yang sudah terpisah," tutur Mulyono.
Polisi yang tak berapa lama kemudian datang menemukan bungkusan plastik berisi uang sekitar Rp50-an ribu dalam bentuk pecahan seribuan dan dua ribuan.
Tidak ditemukan satupun identitas pengenal. Temuan sementara itu mengesankan bahwa korban adalah gelandangan dan bukan korban pembunuhan. (*)