Surabaya (ANTARA) - Junior Chamber International (JCI) East Java menggelar acara Walk For Autism 2025 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, sebagai upaya meningkatkan pemahaman, penerimaan, dan edukasi masyarakat terhadap anak autis.
“Kegiatan hari ini diikuti sekitar 200 peserta, sebagian besar berasal dari sekolah inklusi di Surabaya. Kita bermain bersama anak-anak autis, seperti menghias tumpeng dan melukis kolase,” kata EVP Social & Community Action JCI East Java, Edison Njotdjodjo, di sela kegiatan.
Edison menjelaskan, acara rutin tahunan yang telah berlangsung sejak 2016 ini memiliki tiga tujuan utama, yakni awareness, acceptance, dan education.
“Pertama, kami ingin masyarakat tahu apa itu autisme. Kedua, masyarakat bisa menerima anak-anak autis dan menyadari mereka punya hak yang sama, dan Ketiga, memberikan edukasi bagi guru, orang tua, dan masyarakat tentang cara menghadapi anak autis,” ujarnya.
Selain kegiatan seni, acara ini juga diisi aksi simbolis membubuhkan stempel telapak tangan pada tempat sampah dan kaos peserta, sebagai bentuk kampanye bahwa angka autisme cukup tinggi, yakni satu dibanding 50 kelahiran.
“Kami ingin masyarakat paham bahwa anak-anak autis bukan untuk dikucilkan. Mereka memiliki potensi yang sama, bahkan luar biasa, jika diberikan kesempatan dan pendampingan yang tepat,” katanya.
Tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-9 sejak pertama kali diadakan pada 2016, dan menargetkan pemberian beasiswa terapi senilai total Rp240 juta untuk sekitar 20 anak autis dari keluarga kurang mampu.
“Beasiswa ini bekerja sama dengan delapan lembaga pendidikan di Surabaya dan satu di Bali. Tahun lalu kami memulai program ini untuk 15 anak, dan tahun ini bertambah menjadi 20 anak. Harapannya ke depan bisa menjangkau lebih banyak anak,” ujar Edison.
Melalui rangkaian program ini, JCI East Java berharap dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi anak-anak autis untuk melanjutkan terapi dan pendidikan mereka, serta mendorong masyarakat agar semakin peduli dan inklusif.
