Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Silaturahmi dua kepala daerah, yakni Bupati Lumajang Indah Amperawati dan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi strategi pengembangan wisata dan pelayanan publik di dua daerah setempat.
Kunjungan resmi Wali Kota Ika Puspitasari yang akrab disapa Ning Ita ke Kabupaten Lumajang disambut langsung oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati, di Pendapa Arya Wiraraja, Sabtu.
"Kunjungan itu bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi menjadi ruang strategis untuk memperkuat jejaring antarpemerintah daerah, terutama dalam pengembangan sektor pariwisata dan peningkatan layanan kesehatan sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat," kata Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Bunda Indah itu.
Bunda Indah memanfaatkan forum itu untuk mengenalkan potensi wisata unggulan Kabupaten Lumajang sebagai tulang punggung ekonomi lokal, dengan paparan yang menekankan bahwa sektor wisata tidak bisa dipandang semata sebagai aktivitas rekreasi, melainkan sebagai pengungkit pertumbuhan UMKM, perluasan lapangan kerja, serta pelestarian budaya dan lingkungan.
"Kami meyakini bahwa wisata adalah sektor strategis, karena berdampak langsung pada masyarakat. Di Lumajang, wisata bukan hanya mempercantik lanskap, tetapi juga menggerakkan dapur-dapur UMKM dan ekonomi desa," ujarnya pula.
Kabupaten Lumajang kini dikenal dengan destinasi wisata nasional, seperti Ranu Kumbolo, Air Terjun Tumpak Sewu, Pantai Dampar, dan jalur pendakian Gunung Semeru yang dikelola berbasis komunitas.
Dalam pertemuan itu, kedua kepala daerah berdiskusi aktif mengenai konsep pariwisata berbasis masyarakat sebagai model pembangunan berkelanjutan.
Wali Kota Ning Ita beserta 18 orang rombongan telah melakukan pendakian ke kawasan Ranu Kumbolo di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro yang menyampaikan kekagumannya pada keindahan alam dan sistem pengelolaan partisipatif yang diterapkan di kawasan tersebut.
"Saya melihat langsung bagaimana potensi wisata alam bisa dikembangkan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Ranu Kumbolo adalah bukti bahwa ketika masyarakat dilibatkan, maka konservasi dan ekonomi bisa berjalan beriringan," kata Ning Ita.
Selain sektor pariwisata, momentum kunjungan itu juga dimanfaatkan untuk mendalami praktik pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan. Rombongan Pemerintah Kota Mojokerto juga menggelar Monitoring dan Evaluasi Kinerja Dinas Kesehatan serta RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo yang dipusatkan di Bumi Perkemahan Glagah Arum Lumajang.
Kolaborasi itu menunjukkan bahwa antar-daerah bisa saling belajar, berbagi inovasi, dan merancang kerja sama konkret lintas sektor, sehingga pendekatan seperti itu dinilai efektif dalam menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks dan tidak bisa diselesaikan secara sektoral maupun sendiri-sendiri.
Dari pertemuan ini, Bunda Indah dan Ning Ita sepakat bahwa konektivitas antarwilayah serta co-creation program antara kota dan kabupaten bisa mempercepat pemerataan pembangunan.
"Kami ingin ke depan ada kerja sama yang lebih konkret antara Lumajang dan Mojokerto, tidak hanya dalam pariwisata, tetapi juga dalam digitalisasi layanan publik, kesehatan, hingga pemberdayaan perempuan," ujar Ning Ita.
Silaturahmi dua pemimpin perempuan itu bukan hanya simbol keharmonisan, tetapi juga cerminan wajah kepemimpinan kolaboratif yang semakin dibutuhkan di era otonomi daerah.
Keduanya membuktikan bahwa perbedaan karakteristik daerah bukan halangan untuk bersinergi, namun justru menjadi kekuatan dalam membangun Indonesia yang lebih inklusif dan maju dari akar rumput.
