Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,22 persen (month-to-month/mtm) pada Juli 2025 karena naiknya harga komoditas mulai dari cabai rawit, beras, bawang merah, hingga tahun ajaran baru anak sekolah.
“Inflasi bulan ke bulan khususnya Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,22 persen jika dibandingkan dengan Mei 2025,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Secara rinci untuk cabai rawit mengalami inflasi mencapai 15,31 persen dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebanyak 0,05 persen, sedangkan tomat mengalami inflasi 20,24 persen dengan andil 0,05 persen.
Zulkipli mengatakan inflasi tinggi pada cabai rawit dan tomat didorong oleh berkurangnya produksi sehingga memicu kenaikan harga termasuk di Provinsi Jawa Timur.
Kemudian untuk pemicu inflasi lainnya adalah beras yang mengalami inflasi 1,06 persen dengan andil 0,05 persen, bawang merah mengalami inflasi 6,38 persen dengan andil 0,03 persen, dan telur ayam ras mengalami inflasi mencapai 2,84 persen dengan andil 0,03 persen.
Selanjutnya, Zulkipli mengatakan pergantian tahun ajaran baru menjadi sebuah momen bagi penyelenggara jasa pendidikan untuk melakukan penyesuaian tarif/biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh wali murid.
Hal itu memicu inflasi di antaranya di tingkat Sekolah Dasar terjadi inflasi 1,77 persen dengan andil terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,02 persen serta Sekolah Menengah Pertama mengalami inflasi 1,62 persen dengan andil 0,01 persen.
Untuk Taman Kanak-Kanak mengalami inflasi 3,5 persen dengan andil 0,01 persen, dan Sekolah Menengah Atas mengalami inflasi 1,11 persen dengan andil 0,01 persen.
“Bimbingan belajar juga inflasi 3,15 persen dengan andil 0,02 persen,” katanya.
Selain itu, Kebijakan Pertamina yang kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Juli 2025 turut menyumbang inflasi 0,02 persen terhadap inflasi keseluruhan.
Dengan terjadinya inflasi pada Juli maka inflasi tahun kalender Juli 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 1,54 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juli 2025 terhadap Juli 2024 sebesar 2,21 persen.
Dari dari 11 kabupaten/kota keseluruhannya mengalami inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yaitu 0,45 persen (mtm) sedangkan inflasi terendah Tulungagung yaitu 0,11 persen (mtm).
Sementara kota/kabupaten lain meliputi Jember 0,34 persen, Gresik 0,3 persen, Banyuwangi 0,29 persen, Kota Madiun 0,27 persen, Probolinggo 0,22 persen, Surabaya 0,19 persen, Bojonegoro 0,18 persen, dan Kota Kediri 0,13, dan Kota Malang 0,12 persen.
