Pacitan - Petani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang pada musim hujan bertanam padi saat ini telah mengalihkan komoditas tanaman mereka ke palawija, khususnya kedelai. "Ada tren peralihan dengan luasan mencapai 400-an hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pacitan, Pamudji, Jumat. Ia mengatakan, peralihan tanam dari padi ke kedelai paling banyak terjadi di daerah-daerah yang saat ini mengalami krisis air, terutama di daerah lereng pegunungan atau perbukitan. Minimnya pasokan air membuat petani tidak mau berisiko rugi, apalagi jika musim kering masih berkepanjangan karena bisa menyebabkan tanaman padi rusak. Menurut data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, luas lahan yang ditanami kedelai selama musim kering ini mencapai 4.472 hektare. Luasan itu bertambah sekitar 433 hektare dibanding luasan lahan pertanian kedelai sebelumnya yang tercatat sebanyak 4.039 hektare. Sejumlah petani mengaku, menanam kedelai di musim kering jauh lebih menguntungkan. Selain terhindar dari risiko gagal panen sebagaimana jika memaksakan diri menanam padi, tanaman kedelai butuh perawatan yang berlebihan. Pengairan untuk kedelai relatif lebih sedikit dibanding padi, sementara dari sisi ekonomi harga produksi kedelai juga lebih stabil. "Pergantian varietas tanaman semacam ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah. Kalau ditanami padi terus, hasilnya tidak akan bagus," kata Subali, petani Desa Lorok, Kecamatan Sudimoro. Tingginya harga kedelai selama beberapa bulan terakhir rupanya ikut melatarbelakangi tingginya minat petani untuk beralih tanaman selama kemarau. Mereka berharap harga kedelai masih stabil diatas Rp6 ribu sehingga keuntungan yang mereka peroleh saat panen juga berlipat. "Kalau hasilnya bagus dan keuntungannya menjanjikan, saat penghujan pun kami akan lebih memilih kedelai daripada padi," cetus petani lainnya. (*)
Petani Pacitan Beralih Tanam Kedelai
Jumat, 14 September 2012 18:52 WIB