Batu - Sedikitnya 3.500 peternak sapi perah di wilayah Kota Batu, Jawa Timur, mulai kesulitan pakan untuk ternak mereka karena kesulitan mendapatkan rumput akibat kemarau panjang. Salah seorang peternak sapi perah di Kota Batu Sulikan, Jumat, mengemukakan, sudah lebih dari sepekan terakhir ini dirinya sulit mendapatkan rumput hijauan, sehingga terpaksa membeli daun dan batang jagung muda (tebon). "Tebon ini pun juga sulit kami dapatkan di Batu, sehingga kami terpaksa 'impor' dari sejumlah daerah di sekitar Batu, seperti Kediri, Blitar dan Jombang agar sapi tidak stres, sekaligus untuk mempertahankan produksi," ujarnya. Ia mengakui, dengan cara membeli pakan berupa tebon itu, ongkos produksi menjadi lebih tinggi ketimbang pakan hijauan (rumput). Biaya kenaikan produksinya bisa mencapai Rp25 ribu per hari/ekor. Jika kemarau terus berlanjut, katanya, pihaknya juga akan mencari solusi lain untuk pakan ternak sapinya, yakni impor jerami dari sejumlah daerah, sebab di Kota Batu tidak ada persawahan. "Itu artinya ongkos produksi juga akan membengkak," tegasnya. Selain harus membeli jerami dari daerah lain, lanjutnya, peternak juga harus memberikan makanan tambahan (penunjang) agar produksi susu yang dihasilkan tetap stabil dan kualitasnya juga terjaga. Ketua KUD Batu Ismail Hasan mengatakan, hingga saat ini masih belum ada penurunan produksi atau susu yang disetor ke KUD, meski peternak mulai kesulitan mencari pakan. Namun demikian, katanya, jika kemarau terus berlanjut dapat dipastikan produksi susu akan ada penurunan. "Kami berharap tidak akan terjadi kemarau panjang agar ketersediaan pakan bagi ternak sapi perah bisa tersedia kembali, tanpa harus impor," tandasnya. Berdasarkan data dari KUD Batu, jumlah peternak sapi perah di daerah itu mencapai 3.500 orang dengan jumlah sapi sebanyak 10.200 ekor.(*)
Berita Terkait
Peternak Kota Batu minta warga tidak datangkan sapi dari luar daerah
12 Mei 2022 19:29
Pemangsa Liar Teror Peternak Kota Batu
12 Februari 2012 21:43
