Surabaya (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Timur Bagus Panuntun menilai perbedaan pandangan di internal partai merupakan hal yang wajar dan menunjukkan dinamika sehat dalam kehidupan berdemokrasi.
"Perbedaan pendapat di kalangan kader adalah dinamika biasa. Justru ini menandakan bahwa PSI sedang bertumbuh dan membuka ruang partisipasi. Demokrasi itu bukan soal seragam berpikir, melainkan soal saling menghormati dalam perbedaan," kata Bagus yang juga menjabat Wakil Wali Kota Madiun di Surabaya, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul mencuatnya diskusi hangat di internal partai menjelang penyelenggaraan Pemilu Raya PSI yang dijadwalkan digelar secara langsung oleh kader melalui mekanisme one man one vote.
Sesuai ketentuan, calon ketua umum PSI diwajibkan memperoleh dukungan minimal dari lima DPW dan 20 DPD untuk dapat mendaftar.
Ketua Umum PSI saat ini Kaesang Pangarep menyatakan kesiapan mengikuti seluruh proses pemilu internal dan menegaskan pentingnya menjaga independensi partai dari pengaruh pihak luar.
Saat ini terdapat dua arus pandangan utama di kalangan kader salah satunya yang mendukung keselarasan dengan arah politik mantan Presiden Joko Widodo dan yang mengusung kepemimpinan independen.
Pemilu Raya PSI dipandang sebagai langkah terobosan dalam perpolitikan nasional, mengingat sedikit partai yang menerapkan sistem pemilihan langsung oleh kader.
Proses ini sekaligus dinilai sebagai bentuk komitmen PSI terhadap prinsip transparansi dan demokrasi internal.
Hasil Pemilu Raya tersebut nantinya akan menjadi penentu arah baru bagi PSI, apakah akan tetap berada dalam bayang-bayang kekuasaan atau membentuk identitas politik yang lebih mandiri di bawah kepemimpinan generasi muda.