Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) memperluas jejaring internasional dengan menandatangani perjanjian kerja sama bersama Pioneer House National University of Singapore (PH NUS) untuk kelanjutan Program International Student Inbound Mobility: Southeast Asia Friendship Initiative (SFI) Course.
Ketua Departemen Teknik Industri FT UB sekaligus penggagas program Prof. Sugiono menyatakan kerja sama ini akan menghasilkan kolaborasi dalam bentuk konferensi internasional, riset, hingga publikasi ilmiah.
"Kami berharap kerja sama ini membuka lebih banyak peluang kolaborasi. Terima kasih atas dukungan penuh yang diberikan oleh Universitas Brawijaya," katanya dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Sebelum prosesi penandatanganan, rombongan NUS telah menemui Wakil Rektor Bidang Akademik UB Prof. Imam Santoso serta jajaran UPT International Academic Affairs dan UPT Reputasi untuk berdiskusi mengenai peluang kerja sama di bidang akademik.
Selain itu rangkaian kegiatan program juga telah dilaksanakan sejak 11 hingga 20 Mei 2025 yang melibatkan 32 mahasiswa dari NUS dan 16 mahasiswa FT UB lintas disiplin.
Beberapa kegiatan tersebut meliputi field trip, lokakarya, diskusi kelompok, hingga presentasi panel dengan tema "SDGs in Action: Innovate, Empower, Transform" yang mengajak mahasiswa memahami isu nyata terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Kegiatan turut dilaksanakan melalui eksplorasi langsung di sejumlah lokasi budaya dan sosial, antara lain Candi Singosari, Kawasan Heritage Kayutangan, Soendari Batik, Desa Ngroto, Matahati Ceramics, Bendungan Karangkates, hingga Gunung Bromo.
Wakil Dekan Bidang Akademik FT UB Dr Indradi Wijatmiko menuturkan program kerja sama ini merupakan bentuk nyata komitmen FT UB dalam memperluas horizon akademik dan kultural mahasiswa.
Menurutnya, program tersebut tidak hanya menjadi wadah pertukaran budaya dan eksplorasi ilmiah tetapi juga memperkuat persahabatan, penghargaan antarbudaya, serta kolaborasi lintas negara.
"Kami berharap program ini menjadi fondasi bagi kemitraan yang berkelanjutan dan lebih erat di masa depan," ujar Indradi.
House Master PH NUS Associate Prof Prahlad Vadakkepat menjelaskan melalui perjanjian ini FT UB dan PH NUS berkomitmen untuk mengembangkan jejaring akademik yang inklusif dan berdampak global sekaligus menginspirasi mahasiswa menjadi agen perubahan di tingkat internasional.
“Budaya, komunitas, dan gaya kepemimpinan yang berbeda adalah fondasi penting yang perlu diasimilasi oleh para calon pemimpin masa depan. Dunia akan berubah signifikan dalam beberapa tahun mendatang, kami percaya program ini adalah langkah strategis untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan," kata Prahlad.
NUS sendiri saat ini menempati peringkat pertama di Asia dan peringkat delapan dunia berdasarkan QS World University Ranking 2025. Sedangkan UB masuk dalam klaster pertama perguruan tinggi negeri di Indonesia dan terus mendorong diri menuju status Universitas Kelas Dunia.